(Freelance) Just a Word

Justaword

Love is Just a Word

By. FLYers

Im YoonA | Xi Luhan

Genre : Romance – Sad

Rating : T

Happy Reading !!!

***

Mereka bertanya ‘apa itu cinta?’. Bagaimana rasanya saat cinta itu menggelitik hatimu? Atau bagaimana kau merasakan jantungmu berdetak kencang? Berharap akhir yang bahagia? Itu terdengar naïf, nyatanya cinta takkan pernah lepas dari tangis –Itulah yang kutahu.

Mungkin benar cinta itu seperti musim yang selalu berubah. Membuatmu mau tak mau harus mengikuti arus yang telah ditentukan. Tawa tangis itu selalu ada diantaranya.

Lalu apa cinta itu sebenarnya?

Sesuatu yang mampu merusak daya pikir manusia? Atau mungkin sebuah mantra yang mampu membuatmu melayang? Bisa jadi hanya sebuah kiasan yang tak berarti apa-apa.

Aku adalah orang yang selalu merenungi arti dari cinta yang sesungguhnya. Mereka bilang cinta itu indah layaknya musim semi, namun ada fase di mana musim gugur akan menerbangkan segalanya dan kemudian akan berganti musim dingin yang berselimut kelam.

Bukankah begitu?

Semua berawal dari koridor sekolah 3 tahun yang lalu, saat dimana pertama kali kupijakkan kaki di sekolah ini. Awal yang indah di mana cinta datang menghampiriku.

Itulah masanya, saat kami tanpa terduka bertabrakan akibat kurang fokus dan ia membantuku membereskan bukuku yang berserakan. Mata kami bertemu, dan bodohnya aku yang harus menyadari bahwa saat itu jantungku berdetak kencang ketika senyumnya tertangkap olehku.

“Namaku Xi Luhan, nona Im Yoona” ia menjabat tanganku secara tiba-tiba, melirik name tag-ku dan tersenyum menunjukkan giginya.

Pertemuan awal kami bukankah nampak seperti drama-drama produksi tahun 90-an? Kadang aku merasa lucu tentangnya. Kisah yang sungguh pasaran. Kau bisa mendapat awal kisah semacam itu dari koleksi novel-novel yang tertata rapih di lemari buku milikku.

Tapi ini berbeda, karena kisahku bukanlah sebuah novel yang dirancang sedemikian rupa oleh imajinasi para novelis hebat. Ini nyata dan aku menjalani kisahku tanpa tahu bagaimana esok itu. tanpa tahu jalan yang kupilih benar atau salah.

“Aku mencintaimu” beberapa bulan setelahnya ia mengucapkan kalimat yang membuatku mampu merasakan bagaimana kupu-kupu itu menggelitiki perutku. Membuatku merasakan sebuah sensasi aneh ketika ia meraih kedua tanganku dengan tatapan lembutnya. Ia tersenyum dan kalimat pernyataan cinta kembali mengalir dari bibirnya. Ia adalah seniorku, 1 tingkatan di atasku. Ketua dari club dance di sekolah ini. Jago beramain basket dan lihai dalam sepak bola –Xi Luhan.

Dan hal yang paling bodoh adalah ketika aku menganggukkan kepala, mengiyakan diriku untuk menjadi miliknya.

Musim semi di tengah musim panas. Itulah yang kurasakan pada awalnya. Hal sekecil apapun akan terasa manis dan menyenangkan ketika kami bersama. Bagiku itulah musim semi yang sesungguhnya. Indah, sejuk dan menenangkan meski udara terasa membakar kulit.

Inikah cinta untukku? Dimana hari-hari terus terlewati oleh canda dan tawa. Rangkulan hangat dari lengan kekarnya, bahkan sentuhan kecilpun mampu membuatku memerah. Entahlah, hal itu selalu saja terjadi.

Namun waktu berjalan begitu cepat. Siang malam berganti tanpa kusadari –tanpa sepengetahuanku. Setahun bukanlah waktu yang singkat dalam sebuah hubungan. Dan entah kapan sesuatu nampak mengganjal fikiranku.

Sesuatu terasa aneh…

Sesuatu terasa menghilang…

Aku tak tahu kapan ini berawal, dimana intensitas pertemuan kami mulai berkurang. Hanya sebatas komunikasi melalui telfon genggam yang perlahan mulai terlupakan. Segalanya terasa menghilang tanpa alasan. Ia seakan menjauhiku untuk sebuah kesalahan yang bahkan tak kuketahui.

Aku tak menemukannya di sekolah. Entah karena memang aku yang kurang baik dalam mencari atau karena ia yang memang tak ingin kutemukan.

Semua berubah…

Musim semi yang terlampau panjang nampaknya telah bosan menyambangiku.

Lalu inikah cinta untukku?

Ketika inbox-ku yang jarang terbalas, telfonku yang sering kali tak terjawab, atau kencan kami yang tiba-tiba di batalkan.

Aku merasa terabaikan…

Tak ada lagi kata cinta pengawal pagi dan kalimat manis pengantar tidur darinya. Ia berubah, hari demi hari semakin nampak.

Dan ia benar-benar menghilang setelah hari kelulusannya. Menghilang dalam artian yang sesungguhnya. Tak ada kata perpisahan, taka da kata berakhir. Aku bahkan tak mengetahui di mana ia melanjutkan pendidikannya. Rumahnya kosong, aku sungguh tak dianggap olehnya.

Lalu apa arti hubungan kami selama ini? Kata cinta darinya kini menjelma menjadi duri tak kasat mata dalm diriku. Kata cinta darinya tak pernah berarti apa-apa. Kata cinta yang dilontarkannya untukku hanya sebuah kata tanpa arti baginya. Begitukah?

Musim semi yang indah berganti musim gugur yang menerbangkan segalanya, mengubah segalanya menjadi tangis yang mungkin takkan berarti sama sekali.

Karena cinta hanya sebuah kata…

Namun nyatanya aku masih menunggunya untuk kembali, selalu. Karena aku terlalu bodoh untuk mengerti segalanya –sekeras apapun aku berusaha.

Dariku Im Yoona,,

Yang akan terus menantimu Xi Luhan..

34 thoughts on “(Freelance) Just a Word

  1. Huaa ini rada ngegantung thor..
    It luhan npa main hilang2 aja?
    Yoona eonni kshan thuc..
    Menarik.. Awal yg menarik, tp akhr kisahnya hrus brakhr dgn adanya Luhan yg perg hilang gtu ja.. Sequel dong thor 😉

  2. jadi pengen tahu, kenapa luhan tiba2 pergi dan ngengantungin hubungannya sama si yoona. jujur aja aku ngerasa kayak aku yang ngerasain gimana jadi yoona. sedih,kesel, sesak T_T btw ini belum end kan?

Leave a reply to aristoteles Cancel reply