(Freelance) I’m Willing

[ Freelance ] I’M WILLING

Nani hunhan present

Yoona l Chanyeol l Kris l Tao l Sehun

Thanks to poster by

Bbon @ Cafeposterart

~ Drabble Complication ~

imwilling-bbon-cafeposter

$HAPPY READING$

Chanyeol & Yoona

‘ Aku bersedia mati, asal bisa bersamamu ’

Seorang namja terlihat kacau dan frustasi akibat hidup yang menimpanya. Ia sekarang tengah berada di apartemen kekasihnya, Im Yoona. Jika Chanyeol terlihat kacau dan frustasi, maka lain pula dengan Yoona, ia masih bisa tersenyum menghadapi masalah yang menimpa hubungan mereka.

“aku akan menikah dengan Soehyun, kekasih pilihan eommaku.” Ucap Chanyeol, diiringi helaan nafas kesal.

“ah~ Chukkae..” jawab Yoona berusaha senang. “MWO? Kau, sebenarnya ada apa denganmu? Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Dan kau menginginkan aku menikah dengannya? Begitu? Aku lebih baik mati dari pada harus melakukan itu.” Tegasnya.

“aku menvintaimu Yoongie, sungguh!” lanjutnya.

“aku tidak menginginkan kau menikah dengannya, oppa. Tapi, jika sudah seperti ani apa yang harus kita perbuat? Appamu bisa saja membayar orang untuk memusnahkanku. Dari pada aku terpisa denganmu, lebih baik kau terima saja pernikahan itu. Demi kebaikan hubungan kita, oppa.”

“lagipula, ia juga telah menjadi kekasihmu, sedangkan aku bisa di bilang hanya kekasih gelapmu, oppa. Dan kekasih gelap tak akan bisa seperti kekasihmu itu.” Lanjut Yoona.

“apa jika aku menikahinya, kau akan tetap menjadi kekasihku?”

“untuk kali ini, apa kau bisa tak egois? Aku lelah, oppa. Suruhan appamu membuatku takut. Aku ingin bebas, bebas dari ini semua, tapi bukan berarti itu aku tak mencintaimu, aku melakukan itu karena aku mencintaimu.” Ungkap Yoona. “aku tak ingin hidup di kekang dalam dunia kegelapan yang kau buat, oppa. Mianhe, tapi~”

“CUKUP.. Cukup! Hiks.. hiks..” Chanyeol berdiri dari duduknya dan keluar dari apartemen yang dibelinya khusus untuk Yoona, kekasihnya.

Ketika kau langsung membuka pintu dan pergi. Maaf aku tak bisa menahanmu pergi.

Aku bisa apa? Aku hanya seorang gadis yatim-piatu. Aku hidup seperti ini, karena kau Chanyeol. Dan aku tak pernah menyesalinya.

 

Keesokkan harinya

Ting tong!

‘itu pasti, Eunji!’ gumam Yoona.

Yoona segera membukakan pintu, dan benar sekali jika itu Eunji, sahabatnya.

“ayo, masuk Eunji-ah!” ajak Yoona. Namun Eunji menggeleng cepat. “gomawa, tapi aku tidak bisa berlama-lama disini dan ini obat yang kau minta. Itu adalah pil, pil yang di konsumsi jika mata-mata dari appaku ketahuan dan mereka akan bunuh diri dengan pil itu. Apa kau yakin dengan keputusanmu itu?” Tanya Eunji sambil celengak-celinguk melihat keadaan. Yoona hanya mengangguk yakin.

“baiklah, aku harus pulang sebelum appaku curiga karena pilnya ku ambil diam-diam darinya.” Pamit Eunji dengan segera berlari pelan meninggalkan Yoona. Yoona hendak menutup pintu, namun ada kaki seorang namja yang mencegah kegiatan Yoona tersebut.

“op-oppa! Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Yoona tak percaya dengan kedatangan Chanyeol.

Chanyeol tak menjawab, ia malah masuk di apartemen tersebut dan segera menuju kekamar Yoona yang biasa juga gunakan tidur bersama.

Chanyeol hendak membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu, kalau Yoona tak menarik cepat lengannya untuk menatap yeoja itu.

“Yeol, bukankah hari ini hari pernikahanmu dengan Soehyun? Kenapa kau malah kemari?”

Chanyeol hendak menjawab, namun saat ia memalingkan wajahnya untuk mencari alasan, Chanyeol tak sengaja memergoki ada satu koper ukuran rada besar di samping ranjang, dan Chanyeol baru menyadari itu.

Ia segera menghampaskan pegangan dari tangan Yoona dilengannya secara halus, dan menghampiri lemari pakaian di kamar itu. Dan Chanyeol tak dapat menahan matanya untuk tak keluar dari tempatnya sepertinya. Chanyeol menoleh ke belakang, kearah Yoona tepatnya. “ apa kau akan pergi dan setelah itu kau menggunakan pil itu untuk bunuh diri? Kau kejam sekali, Yoong.hiks..hiks..” Chanyeol lemas dan terduduk dilantai. Tak kuasa menahan ini semua. Ia menangis lagi. Yoona menghampirinya dan ikut duduk di lantai yang dingin itu. Tak lupa, ia menghapus air mata dari kekasihnya tersebut dengan ibu jarinya. Dan berkata, “kau kenapa menjadi cengeng seperti ini? Uljima, ne?”

Chanyeol berusaha menghentikan tangisannya dengan merengkuh tubuh kekasihnya itu.

“kau mau kemana, Yoong? Kau ingin pergi tapi kenapa tak mengajakku ikut bersamamu. Aku tak bisa hidup tanpamu.”

“tadinya aku akan pergi ke Namhae atau keluar negeri di Peru, dan memutuskan bunuh diri disana dengan pil ini.” Ujar Yoona sambil menunjukka botol kecil pada Chanyeol.

Yoona tahu, pasti Chanyeol telah menguping pembicaraannya dengan Eunji tadi.

“arasseo, kalau seperti itu tunggu apa lagi. Ayo kita pergi.” Ajak Chanyeol semangat.

“ani. Appamu pasti telah menyuruh anak buahnya untuk membawamu. Jadi, kita tak perlu membuang waktu, tenaga, dan uang untuk itu. Yeol, aku ingin bertanya padamu. Apa kau mencintaiku?” Tanya Yoona sambil mengecup pipi Chanyeol singkat.

“waktu kita hanya 30 menit dank kau masih menanyakan itu padaku? Tentu saja, aku mencintaimu. Jeongmal, sarangheyo.” Jawab Chanyeol mantap sambil membalas kecupan kekasihnya tepet di bibir ranummya. Tangisannya telah musnah sepertinya.

“apa kau bersedia?” kini Yoona kembali melontarkan pertanyaan untuk Chanyeol. “ apapun itu, aku selalu bersedia untukmu.” Kini bukan kecupan, namun sebuah senyuman yang mereka perlihatkan.

“ Yoong, waktu kita hanya tersisa 20 menit lagi.” Chanyeol terlihat gusar. “tenanglah..” Yoona menenangkan kekasihnya tersebut.

“apa kau bersedia mati bersamaku? Mengakhiri hidup dengan cara yang cukup peyah?” lagi, Yoona bertanya.

Kini tak ada lagi kecupan manis atau senyuman yang terlontar dari keduanya.

“ berikan pil itu. Aku akan selalu ada untukmu, sayang.” Ujar Chanyeol mantap dan segera meraih pil itu dari tangan Yoona. “pil sianida ini akan membunuh kita tepat 1-15 menit setelah mengkonsumsinya. Waktu kita tak banyak lagi.” Lanjutnya dan mereka berdua menelan pil itu dengan dosis yang berlebihan.

“sebelum kita menutup mata, aku ingin menciummu dan aku ingin memelukmu.” Pinta Chanyeol setelah menelan pil sianida. Disaat maut mereka menanti, mereka menyempatkan bercumbu mesra dan diakhiri dengan pelukan hangat. Tepat mata itu terpejam dan nafas tak terhembus lagi dari keduanya, barulah terdengar dobrakan pintu yang cukup keras.

Jika memang kita tak dapat bersatu dalam ikatan pernikahan dan tak ada restu, maka aku bersedia mati, asal bisa bersamamu.

THE END

 

Kris & Yoona

‘ Aku bersedia mengalah dan melakukan apapun untukmu, asal kau bisa selelu bahagia bersamaku ‘

Tepat jam 10 malam, seorang Lelaki yang telah berkepela empat itu tengah asik mengurus berkas serta dokumen mengenai perusahaannya. Ia adalah Wu Yi Fan, seorang CEO dari Wu Group Corporations. Dimana Wu Group Corp  adalah sebuah perusahaan yang berasal dari  China, Negara kelahiran orangtuanya. Wu Group memiliki jenis-jenis cabang yang berbeda-beda, mulai dari perusahaan eksplorasi tambang migas dan mineral, perusahaan manufaktur, hingga ke bidang pendidikan, serta sekarang akan menambah ke gerai-gerai pangan seperti Kafe.

Meski termasuk salah satu jajaran orang terkaya dan terhebat, lelaki satu ini adalah Duda anak satu. Ia telah menjadi orang tua tunggal selama 12 tahun untuk anak gadisnya. Kris pernah mencoba menikah lagi, dan hasilnya kantor polisi tempat terakhir untuk istrinya dari pernikahan kedua dan ketiga sebelum bercerai. Sebenarnya, bukan keinginan Kris untuk menikah lagi, tapi Ayah Kris yang mengusulkan dan selalu memaksa Kris. Namun, hasilnya tetap sama. Anak gadisnya menderita dengan ibu tiri. Perempuan yang ia nikahi selalu tak menyukai anak gadisnya, tapi hanya menyukai Kris dan hartanya saja. Orang sukses dan kaya apalagi memiliki wajah yang rupawan seperti Kris, susah mencari dan menemukan tambatan hati yang tulus padanya memang. Sebenarnya Kris tak perlu wanita yang mencintainya, cantik, ataupun kaya namun anaknya tersiksa. Cukup wanita yang bisa menjadi ibu untuk anaknya, dan mencintai anaknya seperti anak kandung sendiri. Di Kanada, mencari wanita seperti itu sangat susah.

Anak gadisnya, bernama Wu Yoon Ah. Sapaan akrabnya, Yoona. Ia masih mengenyam pendidikan di bangku kelas 2 SMA. Dan selama ia menginjak bangku SMA, sudah 2 sekolah yang ia tempati karena sang ayah yang selalu mengurus perusahaanya di luar negeri yang mengharuskannya ikut.

“Yoongie, kau belum kembali ke kamarmu? Tengoklah jam itu, seharusnya kau sudah tidur sekarang.” Tegur Kris tanpa mengalihkan pandangannya dari setumpuk kertas di depannya.

“ish, aku belum ngantuk Dady, dan apa Dady tak paham juga? Aku sedang marah pada Dady. Aku marah padamu Wu Yi Fan.” Jawab Yoona sambil memainkan gadgetnya.

Kris menoleh kearah anaknya. “Ayah sudah pernah bilang padamu, tak sopan memanggil nama lengkap ayahmu seperti itu. Siapa yang mengajarimu, hm?”

“Bukannya Dady yang mengajariku?!”

“kapan ayah mengajarimu seperti itu?”

“Daddy selalu memanggil nama lengkap Grandpa saat sedang marah, dan Daddykan tahu aku sering mengikuti perbuatan buruk Daddy.”

Baru saja Kris akan mengeluarkan nasehatnya jika Yoona tak memotongnya. “ Grandpa bilang Daddy mau menikah lagi?” malas menjawab, Kris hanya mengangguk tak minat sambil kembali fokus pada kumpulan kertas yang harus di tuntaskannya.

“oh, jadi Daddy mau aku memiliki Ibu tiri yang kerjaannya tiap hari hanya menyiksaku saat Daddy tak ada. Dan saat Daddy pulang kerumah, ia akan berakting menyayangiku. Seperti itu? Daddy mau itu terjadi lagi padaku?”

Kris menghentikan aktivitas membacanya, lalu melirik anaknya dan berkata, “ Itu tak akan terjadi lagi, Honey. Kau tahu, itu kebanyakan terjadi hanya di dongeng saja. Kau terlalu sering menonton dan membaca dongeng, makanya seperti itu.”

“Daddy lupa yah? Aku tak suka nonton dan tak pernah membaca buku dongeng. Daddy kan saat aku masih kecil tak pernah di bacakan dongeng, apalagi aku telah remaja seperti sekarang.”

Kris menghela napas sejenak, “baiklah, kau memang benar dan ayah mengaku salah.”

“ pokoknya aku tidak mau Daddy menikah lagi, titik. Jika Daddy tak mendengarkanku lagi, dan memilih menikah. Jangan harap aku mau menjadi anak dari Daddy.” Ancam Yoona.

Kris membereskan tumpukan kertas yang ia pegang di atas nakas dekat ranjang, dan menghampiri sang anak yang duduk menyilangkan kakinya di sofa kamarnya tersebut.

“ stop! Jangan mendekatiku, Daddy berbicara saja disitu.” Sambil melirik ayahnya tajam.

Kris memilih mengalah dan memutuskan berbicara sambil berdiri. “Ayah melakukan ini semua karena ayah menyayangimu. Ayah tak ingin kau sendirian di saat ayah tak ada. Apalagi ayah akan keluar negeri untuk mengurus cabang baru yang tengah di kelolah perusahaan.”

“apa Ayah boleh duduk?” Tanya Kris kemudian. Yoona hanya terkekeh geli. “ memang siapa yang menyuruh Daddy berdiri? Aku tadi hanya mengatakan jangan mendekat.”

“baiklah, kau benar Ayah yang salah.”

“memang aku yang benar, kok. Daddy kalau menikah hanya karena mengkhawatirkanku sendirian, lebih baik jangan. Aku tak pernah merasa sendiri dan kesepian. Ada grandpa dan grandma yang menemaniku. Ada Alex, Ken, dan Keyla juga yang menghiburku atau juga Uncle Lay. Daddy, payah!”

”What? Kau mengatakan ayahmu payah? Grandpa yang payah bukan aku.”

“yang payah itu Daddy. Buktinya, jika Grandpa menyuruh Daddy menikah, Daddy mau-mau saja.”

“baiklah, ayah memang payah. Ayah tak akan menikah lagi jika Yoongie tak mengizinkan.”

“ Daddy aku mau pindah sekolah.” Bujuk Yoona, Kris hanya menyerngit heran. Setelah masalah tentang pernikahan, kini masalah baru lagi muncul.

“ memang kenapa dengan New Westminster School? Disana ada Ken, Keyla, dan Alex serta teman-temanmu yang menyenangkan. Apa di sekolahmu terjadi sesuatu?”

“ yeah, di sekolah itu terjadi sesuatu. Daddy mau tahu apa itu?” Kris mengangguk penasaran.

“ di New Westminster terasa membosankan. Apa lagi ada ibu-ibu gossip, ada juga seoarang lak-laki yang mengaku jika ia menyukaiku, namanya Xello. Uh, ia sangat meyebalkan.”

“just that? Oh my God! Itu hanya masalah kecil, Ayah bisa menyingkirkan laki-laki itu. Ternyata masih ada juga laki-laki yang menyukaimu”

Yoona melirik ayahnya sebal. Ia mendaratkan sebuah cubitan di perut sang ayah.

“ kalau begitu, Daddy saja yang sekolah, sekalian ajak tuh dengan Grandpa.”

Kris masih meringis kesakitan. “Ok. Ayah setuju.” Belum selesai apa yang akan diucapkan Kris, gadis yeng telah menginjak usia 16 tahun lebih itu menyelah ucapan sang ayah, “ oh, Daddy setuju untuk bersekolah menggantikanku? Iyah?”

“aih, bukan itu maksud ayah. Maksud ayah, kau boleh pindah sekolah.”

Yoona tersenyum senang dan memeluk ayahnya dengan hangat.

“oh, ya! Ayah akan ke Seoul, minggu depan. Sekitar setahun disana. Jadi Ayah tak bisa menemanimu mencari sekolah baru untukmu. Nanti aku akan suruh Uncle Lay yang mengantarmu.”

‘baru saja bahagia, sekarang mulai mebuatku kesal lagi.’ Batin Yoona

“ sekalian saja Uncle Lay menjadi Daddy ku.” Kawab Yoona kesal. Lagi-lagi Kris salah. “ apa Daddy salah bicara atau kau tak ingin aku ke Seoul? Ayah bisa membatalkannya demi kau, Honey.” Bujuk Yoona.

“ Daddy itu lemot yah? Jelas sekali kalau aku ingin pindah sekolah itu karena aku ingin ikut Daddy ke Seoul dan sekolah di sana. Tahun lalukan aku juga mengatakan itu pada Daddy saat Daddy akan mengurus perusahaan di sini.”

“ok. Apapun untuk putri cantik ayah.” Ucap Kris akhirnya, tak ingin menambah masalah. “ bukan cantik, Daddy. Tapi putri yang manis dan imut yang baik hati.” Yoona membenarkan.

“Iya, ayah salah lagi. Now, waktunya tidur. Jangan lupa sikat gigi dan cuci kakimu sebelum tidur.” Pinta Kris, agar anaknya segera tidur dan ia dapat melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

“aku bukan anak kecil, Daddy. Aku juga tak pernah lupa untuk itu. Daddy tuh yang lupa, seperti uncle Lay saja.” Terang Yoona. “ Daddy, aku tidur dengan Daddy yah?! Dan jangan lupa, untuk tidak mematikan lampunya saat aku tidur. Aku kekamar mandi dulu.” Sambungnya dan buru-bur keluar menuju kamarnya.

“bagiku, rasanya baru kemarin kau menyuruhku membelikan perlengkapan wanita. Uh, pengalaman tak terlupakan membeli pakaian dalam untuk Yoongie, membelikan pembalut untuknya saat tamu pertama kalinya, dan sungguh itu memalukan tapi menyenagkan punya anak perempuan.” Ujar Kris pada dirinya sendiri.

Tok! Tok!

“masuk saja. Kau tak perlu mengetuk pintunya, adikku!”

“sejak kapan ibuku menikah dengan ayahmu? Jangan panggil aku seperti itu lagi, aku tak suka.” Kata Lay tak suka.

“ah, kau sensitive sekali. Ada kau ingin menemuiku?” Tanya Kris

“Yoongie, ia menangis dikamarnya. Kau urusi dia dan aku akan memberi perhitungan pada Ny.Yuenyu salah satu pemegang saham penting di Perusahaan.” Ungkap Lay dan hendak pergi namun dengan segera lengannya di cekam oleh Kris. “kau mau kemana? Anakku sedang menangis tapi kau malah ingin membuat perhitungan dengan salah satu pemegang saham penting di perusahaan. Aku melarangmu!” Kris tak menginjinkannya.

“kau pikir untuk apa aku lakukan perhitungan itu pada Ny. Yuenyu jika mulut embernya itu tak menyakiti keponakanku, Ha? Jangan cegah aku!” jelas Lay dan bergegas pergi.

Setelah Lay pergi, Kris memasuki kamar anak semata-wayangnya itu. “ mwo? Kata Lay kau menangis, tapi kenapa berhenti?”

“oh, jadi Daddy ingin aku menangis?” kata Yoona sebal.

“no! bukan itu maksud ayah. Kau kenapa menangis, hm?” Tanya Kris sambil menghampiri sang anak yang tengah memeluk bantal guling diranjang. “Daddy tahu, ibu Krystal teman sekelasku. Ibunya menggosipkan aku. Ia bilang aku sungguh kasihan karena Mommy meninggalkan kita dengan kekasihnya. Soalnya Daddy terlalu dingin dan jahat. Ia telah menjelek-jelekkan aku berulang kali. Awalnya aku dan Ken, tak mengubrisnya. Tapi tadi, Ken baru saja menelpon jika ia dan teman-teman dekat Krystal tengah berada dirumah Krystal. Dan ia menggosipkan tentang masa lalu Daddy di teman dekat anaknya dan untung saja ada Ken, jadi aku bisa tahu. Daddy, aku..”

“kau menangis karena itu? Itu hanya masalah kecil, Honey. Ayah bisa mengatasinya, bahkan Uncle Lay tengah memberi perhitungan padanya.” Ujar Kris berusaha menenangkan anaknya.

‘aku merindukkan, mommy! Makanya aku menangis, tapi aku tak mau Dadyy sedih karena itu.’ Yoona membatin sedih. Yoona tahu, jika ia akan membahas ibunya atau apa saja yang berhubungan dengan ibunya, Kris-ayahnya itu akan meratapi dan merasa bersalah. Yoona tak mau menanyakan ibunya pada sang Daddy, kadang ia akan bertanya soal ibunya hanya pada Lay. Lay adalah adik kandung beda ibu dari Ibunya.

“aku hanya merindukkan, Mark. Semenjak ia tak lagi tinggal di Beijing dan menetap di Seoul, ia tak pernah mengunjungiku lagi ataupun menghubungiku lagi. Mark terlalu sibuk mengalahkan kesibukkan Daddy sepertinya.”

“Really? Kau hanya merindukkan tunanganmu itu? Jadi apa hubungannya dengan masalah Ny. Yuenyu?”

“beliau membenciku, Daddy! Apa Daddy tak tahu itu?” amuk Yoona. “ayah akan mengurusnya, sekarang kau harus tidur. Apa kau sudah sikat gigi?”

“ Daddy aku ingin makan Pizza. Ayo, kita keluar.” Pinta Yoona, namun Kris menggeleng tak setuju. “ ini sudah malam Honey, waktunya tidur. Kau mau tidur dengankukan, ayo berdiri kita kekamar ayah sekarang. Ah, apa kau ingin ayah menggendongmu?”

“huaaaa… panggil uncle Lay kemari. Daddy tak mau mengantarkanku, biar Lay uncle saja. Sudah sana, Daddy tidur saja.” Yoona mendorong dan menyuruh sang ayah untuk menjauh. “ ok.ok! Daddy mengalah, asal kau bahagia. Tapi tunggu ayah ganti pakaian ayah dulu.”

“ now! Aku mau sekarang, dan Daddy tak usah mengganti piyama itu. Aku mengajak Daddy keluar untuk jalan-jalan sekalian membeli Pizza bukan untuk Fashion show. Pergi sekarang, ayo!”

Akhirnya ayah dan anak itu menghabiskan malam rabu mereka dengan mengelilingi pusat kota Vancouver untuk terakhir kalinya, sebelum mereka pindah untuk menetap di Seoul.

The END

 

 

Oh Sehun & Yoona

‘ Aku bersedia buta karena cintamu, asal kau bisa menemaniku’

 

Malam itu, tak biasanya Yoona baru memasuki rumah megah itu usai mengurusi Butik miliknya. Sebenarnya, ia telah lama meninggalkan Butiknya untuk pulang kerumah. Namun karena ulah sang suami, ia harus mendengar cerita tentang kelakuan suaminya dari salah satu Dosen paruh baya yang berkelamin wanita itu.

Sesampainya di Kediaman Oh, dimana ia tinggal. Yoona mengistirahatkan diri degan memilih duduk bersandar pada sofa empuk di ruang tamu rumah itu. Tak lama, Ny. Oh menghampirinya, dan ikut duduk di samping Yoona, menantunya tersebut. “wae gure? Gwenchana, hm?” Tanya ibu Sehun, sedikit khawatir. Sebenarnya Yoona ingin mengatakan pada Ny. Oh bagaimana sikap Sehun saat kuliah seperti kata Dosen Choi yang ia temui tadi, tapi ia tak ingin suaminya mendapat omelan dari Ny. Oh. Lagi pula, sekarang suaminya adalah tanggung jawabnya. Resiko yang harus Yoona rasakan, karena memilih menikah dengan namja lebih muda 4 tahun darinya.

.

.

Dulu, Yoona berpacaran dengan Oh Luhan kakak dari Sehun, namun harus menikah dengan Sehun. Ia tak menyesal akan itu, karena dulu Luhan mengidap penyakit Leukimia dan karena itu pula Luhan menyuruh dirinya menikah dengan adiknya. Ternyata, Sehun telah lama memendam perasaan suka padanya karena keseringan mengunjungi kediaman Oh. Setelah Yoona resmi menjadi istri dari Sehun yang saat itu baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas, Luhan dinyatakan bisa sembuh dari penyakitnya dengan cara operasi di Singapura. Mendegar itu, Luhan berencana menyuruh Yoona menceraikkan Sehun.

Setelah menjalani operasi, Luhan dinyatakan sembuh 89%. Karena penyakit itu masih bisa menyerangnya lagi. Luhan menjadi anak yang di sayang oleh ayah dan ibunya, membuat kedua orangtuanya melupakan Sehun, anak bungsu mereka. Yoona yang menyadari itu, bertekad akan memberi cinta dan kasih sayang yang tulus untuk Sehun.

Luhan juga pernah menyuruh adiknya untuk menceraikan Yoona, namun Sehun tak mau. Sampai kakak-adik itu bertengkar dan tak sengaja membuat Sehun harus jatuh dari tangga, menggelinding jatuh ke lantai bawah. Luhan pikir adiknya akan hilang ingatan, namun ternyata tidak. Hanya saja, Sehun mengalami gangguan kecil pada sikapnya padahal Dokter yang menanganinya telah menyatakan Sehun tak mengalami luka serius, hanya benturan kecil saja. Namun, semenjak itu Sehun menjadi kekanak-kanakkan dan seperti buta melihat benda disampingya. Dan hal itu datangnya tiba-tiba. Sehun mengkonfirmasinya, ia buta karena cinta itu buta. Entahlah, tak ada yang tahu ada apa dengannya padahal sudah 3 rumah sakit yang mereka datangi di Seoul, dan hasilnya sama. ‘Sehun tak memiliki penyakit atau masalah pada otak atau matanya. Ia sehat.’

Luhan pernah bilang, cinta itu buta. Buta, sampai tak bisa melihat jika ia Sehun telah mencintai yeoja dimana yeoja yang dicintai Hyungnya sendiri. Walau gak bisa move on, namun Luhan bisa mengalah untuk adikya karena itu memang kesalahannya sendiri.

.

.

Melihat istrinya pulang, Sehun segera menghampiri Yoona yang tengah mengobrol dengan ibunya. Dengan nampan ditangannya, membawakan sang istri secangkir the hangat.

“EOMAAA~ Bisa kau keatas sebentar? Aku memerlukkan bantuan eomma. Paliwaa..” pekikan Luhan, membuat Ny. Oh dengan cepat menghampiri Luhan di kamarnya.

Sehun melihat sang eomma menuju kamar Luhan dilantai atas, membuat sehun girang bukan main dalam hati. Yoona hanya bisa terkekeh geli melihat ekspresi dari sang suami.

“aku tahu, istriku pasti membutuhkan Teh manis yang hangat sehangat hatimu padaku. Dan semanis dirimu.” Ucap Sehun sambil meletakkan secangkir teh di hadapan Yoona dan ikut duduk disamping Yoona.

“kau memang tahu apa yang kuinginkan, Beb. Baiklah, aku akan mencoba teh manis buatan suamiku yang paling manis.” Ujar Yoona dan hendak meraih secangkir teh hangat didepannya namun sebelum sempat Yoona meminumnya, Sehun menyela kegiatannya “ hajima!” pekik Sehun. “ agar semakin manis, kau harus meminumnya sambil melihat wajah tampan suamimu ini.” Sambungnya. Yoona hanya ber-oh ria sebagai respon.

“byuuur…” oh, tidak! Yoona secara reflex menyemburkan teh itu, dan mengenai wajah rupawan Sehun. Sehun hanya melongo, polos sekali. “ Tehnya asin, bukan manis Hunnie.. omo? Wajahmu? Sini biar kubersihkan. Mianhe, ne? aku tak sengaja.” Kata Yoona agar tak membuat Sehun menangis, karena ia biasanya akan menangis jika Yoona akan marah atau kesal, Sehun akan menangis dan itu berlaku hanya pada Yoona saja. “kau pasti telah salah, malah memasukkan garam bukan gula. Lain kali kau perhatikan baik-baik, ne?” sambil membersihkan wajah Sehun, sedangkan Sehun hanya mengangguk stiap ditanya.

“ Sayang kau kan tahu, cinta itu buta.” Jawab Sehun akhirnya.

“ apa Teh itu sangat asin?” lanjutnya. “sebenarnya sih iya, kau tak lihat tadi aku menyemburkannya sampai mengenai wajahmu. Tapi tak apalah, untung saja tadi aku meminumnya sambil melihat wajahmu.”

“ saying, kenapa kau pulang terlambat?” Tanya Sehun.

“aku telah lama meninggalkan butik, tapi aku harus menemui Dosen Choi karena dirimu.”

“Dosen Choi? Namja atau yeoja?” lagi, Sehun bertanya.

“apa kau tak tahu Dosen Choi itu namja atau yeoja? Ah, aku lupa. Cinta itu butakan.”

“ hm~ jawab saja, yeoja atau namja?”

“Dosen Choi yeoja paruh baya. Dan, aku ingin bertanya padamu. Kenapa kau kadang tak tepat waktu masuk kuliah? Lagi pula kenapa harus memilih kuliah sore? Kalu kuliahnya pagi, pasti akan lebih banyak waktu untuk berteman dengan mahasiswa jurusan lain. Berbeda dengan mahasiswa mata kuliah sore sepertimu, rata-rata mereka pekerja, tapi kaukan tidak bekerja.”

“ aku bekerja kok, sayang! Kau kan tidak tahu, pekerjaanku mengawasimu di Butik.”

 “itu bukan pekerjaan, Hunnie.. kaukan bisa mengawasiku sampai jam 4 sore, kau kan masuk jam 5. Dan lain kali jika kau ingin mengawasiku, kau tak perlu melakukan itu lagi. Kau bisa menemaniku di butik.”

“jinja? Sekalian kau mengantarkan aku kuliah seperti anak sekaloh dasar yang diantar ibunya, soalnya aku buta untuk melihat jam. Cinta yang telah membuatku buta, cintaku untukmu sayang.” Jawab Sehun lagi, kini ia memeluk Yoona.

Yoona membalas pelukan Sehun, dan berkata “ kau itu cerdas Sehun, tapi kenapa kau tak bisa tepat waktu? Kau sampai tak mengikuti ujian di 3 mata kuliah karena tak tepat waktu datang makanya kau tak dibolehkan ikut ujian. Untung saja kalau ada Dosen yang baik hati bisa memaklumimu. Hunnie, kau jangan terlambat lagi, ne? kau bisa menelponku untuk menanyakan jam padaku.” Ternyata Sehun dari tadi ketiduran dalam pelukan Yoona. “Hunnie, weak up!” sehun membuka matanya dengan sedikit terpaksa. Lalu merangkul Yoona untuk ke kamar mereka.

“Bibi Kang, tolong bersihkan itu.” Suruh Yoona pada Bibi Kang, dan Bibi Kang Kang hanya mengangguk sambil tersenyum.

“aku mengantuk sekali. Mianhe, ne? kau bisa menasehatiku besok.”

The END

 

Tao & Yoona

 

‘  Aku bersedia mendampingimu, asal kau bisa setia mecintaiku ’

 

Kediaman keluarga Huang sedang dalam keadaan berduka, dimana salah satu penerus Huang Global Corp yakni Huang Zi Tao telah tiada.

Suasana didalam rumah tersebut terasa sekali dukanya apalagi gadis yang sedari tadi menangisi kepergian Tao, isakannya yang tak bisa terbendung. Gadis itu adalah Yoona.

“ jika kau menangis terus, Tao-ah tak akan tenang disana. Tao-ah tak ingin kau menangisinya seperti ini, Yoong!” Xiumin berusaha menenangkannya.

“oppa, wae? Kenapa Tao oppa tega meninggalkanku? Apa ia tak mencintaiku lagi?” tangisan Yoona semakin menjadi-jadi.

“tenanglah, Yoong. Ikhlaskan saja kepergiannya. Mau menangis sampai air laut tawarpun, Tao tak akan kembali, tak akan hidup kembali.” Dengan sabar, Xiumin menenangkannya.

“Xiumin oppa, aku tidak mau seperti ini. Aku masih muda, oppa! Aku tidak bisa! Oppa jangan tinggalkan aku, jebal~” racau Yoona, membuat Xiumin mendekap tubuh mungilnya.

“ini pasti hanya mimpi. Hanya mimpi, katakana ini hanya mimpi. Oppaaaaaa” pekik Yoona.

.

.

“Yoongie? Yeobo, kau kenapa? Gwenchana?”

Yoona membuka matanya secara kasar dan melihat sang suami mendekap tubuhnya. “oppa? Kau benar-benar suamiku?”

“iya, ini oppa. Apa kau mimpi buruk?” Tanya Tao, sadar akan yang dialami istrinya.

“jadi itu benar hanya mimpi? Tapi seperti nyata.” Gumam Yoona, namun masih bisa didengar oleh Tao. “memangnya kau mimpi buruk tentang apa?” Tanya Tao, sedikit penasaran.

“tapi jika mimpi buruk diceritakan pada orang lain, maka akan menjadi sebuah kenyataan oppa.”

“masa depan kita bukan mimpi buruk yang menentukan. Ceritakanlah!” pinta Tao.

“aku memimpikanmu, jika kau pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya, oppa.”

“maksudnya, aku meninggal? Wah, itu berarti bagus yeobo. Ada yang mengatakan jika seseorang yang memimpikan kita meninggal maka itu tandanya kita panjang umur. Berarti, aku panjang umur. Tapi seperti yang aku katakan tadi, mimpi buruk itu bukan hal yang dapat menentukan masa depan kita.” Jelas Tao.

Yoona segera membalas pelukan hangat Tao, dan mengecup singkat bibir sang suami.

“oppa, apa kau mencintaiku?”

“tentu saja. Aku akan selalu ada untukmu, selalu disampingmu, bersedia mendampingimu asal kau setia mencintaiku.”

“palli, kau harus sekolah hari ini. Aku yang piket menjaga pintu gerbang sekolah hari ini.” sambung Tao, namun Yoona tak kunjung menunjukkan reaksi untuk bergegas kesekolah.

“Araseo, jika kau tak bereaksi, ayo, kita mandi bersama.” Sambungnya dan menggendong Yoona menuju kamar mandi kamar mereka, Yoona hanya bisa berteriak tak percaya akan apa yang Tao lakukan padanya, namun akhirnya juga ia menikmatinya.

Tao adalah guru olahraga sekaligus guru Bahasa Mandarin disekolah Yoona. Kebanyakan guru yang menikah dengan siswanya, maka disekolah pasti kenyataan itu dirahasiakan. Namun, berbeda dengan Tao dan Yoona. Pernikahan mereka telah diketahui oleh pihak sekolah. Tapi Tao bersikap seperti Guru dan suami dirumah, perannya tersebut berhasil ia jalani dengan baik.

 

THE end

 

A/N: aku tahu ceritanya masih bisa dikatakan jauh dari kata sempurna, tapi aku berharap kalian bisa meninggalkan comentar agar aku tahu apa yang kurang dari fanfic ini. Apa ceritanya masih lebay? Soal ff ILTS itu, sebenarnya ada kesalahan, aku salah kirim seharusnya itu belum kelar tapi sudahlah. Aku mengetik ini fanfic karena efek dari soal US1 fisika, soalnya itu bikin jengkel saja dikelasku. Belum lagi harus ngejalani pengayaan selama 2 minggu, jadi liburannya Cuma seminggu, derita anak kelas 3 #mianmalahcurhat . Rencananya jika aku masuk dalam peringkat 4 besar dikelas, aku akan mengirim fanfic YoonHun sabtu ini (doain saja).

Ini fanfic 100% murni pemikiran dan imajinasiku.

Kalian pasti berpikir jika hanya ChanYoon yang sad ending, dan bagian KrisYoon yang panjang bisa dikatakan bukan drabbel, hehe..

 

 

12 thoughts on “(Freelance) I’m Willing

  1. Paling suka part sehun!! Soalnya alur di part itu jelas penjabarannya. Kedua partnya kris, sebenernya lama untuk memhami alurnya mungkin banyak bahasa yang kurang jelas, tapi gak tau kenapa timbulnya yoonkris sweet gitu. Jadi baguus deh! Keren! Makasih thor, semangat berkarya~

  2. Hnnn kalau menurut aku yang ngena banget itu chanyeol sama yoona, kalau sana kris aku gak terlaly ngerti ceritanya gimana, kalau kalau sehun aku suka cuman kata2nya terlalu berbelit terus kalo sama tao itu ceritanya yoona mimpi tao meninggal? Mesti ada sequel dong thooor buat tao-yoona. Over all bagus semua

    • Mian, jika kata”x berbelit-belit coz aku terpengaruh dgn guru fisikaku yg klu ngajar slalu berbelit” 😀
      sequel buat YoonTao ver? Nanti kupkirkan yah 🙂
      gomawo ud baca dan Comen.

  3. Part Chanyeol Yoonany sad ending huhu..
    Suka bngt sama part Kris Yoona,, jarang bngt Yoona yh jdi anakny.. Yoonany manja ya,,tpi ngegemesin jga :3
    part Yoona Sehun bikin ngakak.. Itu sehun bisa buta beneran krna cinta ? Duh author bisa aja.. Last,,Part Tao pendek bngt 😀
    ditunggu ff ny thor 😉
    Keep writing n FIGHTING !!! ^^

Leave a reply to Nani hunhan Cancel reply