Act like you love me

act like you love me

Act like you love me

By cherryoong

Romance, sad

Teen

Yoona | sehun

This fanfiction is mine .I just borrowed the names of characters and places. Don’t plagiat!

backsound: Shawn mendes – Act like you love me

~

            Dipagi hari dalam sebuah halaman rumah milik seorang gadis yang terlibat percakapan dengan seorang pria tampan bersurai hitam. Gadis bersurai coklat terang itu menatap manik pure hazel yang ada dihadapannya dengan tatapan sendu. Nafasnya tak teratur ketika ucapan itu masuk kedalam pendengarannya. Degup jantungnya seakan berhenti sejenak. Dadanya sesak karena menahan liquid bening itu untuk tidak mengalir dihadapannya. Waktu terasa berjalan lambat. Mengapa disaat seperti ini waktu terasa berjalan lambat?-pikir gadis itu.

“jadi, kau akan berangkat besok?”tanya gadis itu dengan nada bergemetar tak kuasa ingin mengeluarkan air matanya.

“hmm” jawab pria pemilik manik pure hazel itu dengan anggukan pelannya.

“apa aku boleh meminta sesuatu padamu sebelum kau pergi besok?” ujar gadis itu lalu menundukkan kepalanya seakan tak ingin mendengar kata penolakkan.

“baiklah, katakan,” balas pria itu sembari menatap manik rusa itu membuat degup jantung gadis itu tak beraturan.

“bolehkah seharian ini aku bersamamu?”

“tentu saja”

“terimakasih,” ujar gadis itu kemudian memeluk pria itu. Tak sengaja, liquid bening itu mengalir dari maniknya membuat pakaian yang dipakai pria itu basah karena ulahnya. Memeluk pria itu dengan erat seakan tak ingin lepas darinya.

“hey! Jangan menangis, itu membuatku sedih,” pria itu menyadari bahwa gadis itu menangis dipelukannya. pria itu mengusap lembut puncak kepala milik gadis itu. Dengan berat, gadis itu melepaskan pelukannya kemudian menghapus jejak airmatanya.

“ingin sarapan bersama?” ajak gadis itu dengan wajah sembabnya.

“ya, baiklah,”

“masuklah, aku akan membuatkanmu sarapan,” ucap gadis itu kemudian mengambil langkah memasuki rumahnya diikuti pria itu dibelakangnya. Gadis itu melangkah menuju dapurnya dan membuat sarapan dengan menu kesukaan pria itu. Tak perlu waktu yang lama untuk membuat sarapan pria itu. Gadis itu berjalan menuju meja makan dengan nampan yang berada dikedua tangannya, setelah sampai didepan meja makan, gadis itu meletakkan nampan itu dengan hati-hati. Sedangkan pria itu sedang duduk manis dikursi sembari menatap makanan apa yang disajikan oleh gadis itu.

“Yoong, kau membuat omelet? Dan.. teh?” ujar pria itu sembari mengernyitkan dahinya.

“Kenapa? Kau tidak suka? Bukankah ini menu sarapan favoritmu?” tanya gadis itu sedikit kecewa saat melihat pria itu mengernyitkan dahinya saat makanan itu ada dihadapannya.

“aku suka, tapi bukankah kau tidak menyukai menu ini?”pria itu menatap manik rusa itu membuat gadis itu gugup akan tatapannya.

“aku mulai tertarik dengan menu itu sekarang,” balas gadis itu kemudian duduk dihadapan pria itu. sembari menikmati omelet berisi daging cincang dan berbagai sayuran, mereka berbincang tak ingin suasana menjadi hening. Gelak tawa pun sesekali terdengar tak lupa dengan candaan yang dapat membuat yoona tak bisa melepaskan kepergian pria itu besok.

“ayo cepat habiskan sarapanmu,”ujar gadis itu yang ternyata sudah menghabiskan omelet beserta tehnya. Walaupun tidak terlalu suka dengan omelet, gadis itu tetap menghabiskannya.

“kenapa harus cepat? Aku masih ingin menikmati omelet ini,” balas pria itu sambil mengunyah makanan yang berada didalam mulutnya itu dengan santai berusaha tak menghiraukan perkataan gadis itu.

“aku ingin ke lotte world bersamamu seharian ini,”

“lotte world? Hmm” pria itu seakan mempertimbangkan usul dari Yoona.

“baiklah,” pria itu memutuskan untuk menyetujui permintaan Yoona. Setelah pria itu menghabiskan sarapannya, mereka pun segera berangkat menuju Lotte World yang menyuguhkan beberapa wahana yang menguji adrenalin.

Perjalanan menuju Lotte World pun tak pernah hening. Sehun selaku pemilik mobil sport itu pun mengendarai mobil itu dengan santai. Ditemani lagu favoritnya, ia terus berbincang santai dengan Yoona. Setelah lagu dari Skrillex – bangarang terputar yang dapat membuat keduanya menjadi gila dengan tarian aneh mereka, kini lagu dari Shawn mendes berjudul Running low terdengar di mobil itu.

“woahh.. sejak kapan kau suka lagu ini?” tanya Yoona yang masih terkejut dengan apa yang ia dengar. Sehun jarang bahkan tidak pernah mendengar lagu dari Shawn mendes terlebih lagi dengan lagu favorit Yoona yang satu ini.

“entahlah, aku tidak begitu ingat tapi yang jelas aku suka lagu ini,” jawab sehun yang masih menatap serius jalanan dan menyetir mobil itu dengan santai.

“ahh begitu,” balas Yoona kemudian menikmati lagu favoritnya sesekali ikut menyanyi meskipun suaranya tak merdu.

~

Sesampainya di Lotte world, banyak para gadis disana melihat Sehun dengan decak kagumnya. Ya, mereka kagum dengan ketampanan Sehun. Wajah tirus, dagu runcing, mata sipit nan tajam, hidung tinggi dan bibir tipis ditambah hairstylenya yang menjadi poin plus untuk penampilan Sehun saat ini. Ayolah, gadis mana yang tidak tertarik dengan Sehun saat ini?.

mereka semua tidak tahu bahwa Sehun sudah tidak lajang,’ batin Yoona. Ya, sungguh disayangkan Sehun sudah tidak lajang.

Gadis itu berlari kecil tak sabar ingin menaiki beberapa wahana. Angin berhembus ketika gadis itu berlari membuat surai coklat terangnya berterbangan, sedangkan Sehun yang melihat tingkah gadis itu hanya tersenyum. Oh tidak, jangan tersenyum! Para gadis disana semakin histeris ketika melihat senyum Sehun, dan sungguh Yoona tidak suka itu walau ia tidak menunjukkan ketidaksukaannya. Sedangkan Sehun? Ia tidak peduli pada gadis-gadis disana yang sedang membicarakan ketampanannya.

“aku iri pada gadis disampingnya, andai itu aku, aku pasti gadis paling beruntung sedunia,” bisik seorang gadis yang suaranya terdengar oleh Yoona. Yoona pun tersenyum mendengarnya. Kini ia melirik Sehun, menatap wajah tampan itu sembari tersenyum.

“Hey ! aku mau naik itu !” ujar Yoona sambil menunjukkan jarinya kearah Roller Coaster yang sedang berputar dijalurnya membuat orang yang sedang menaiki wahana itu berteriak sekencang-kencangnya. Namun teriakan orang yang sedang menaiki wahana itu membuat Sehun bergidik ngeri tak ingin menaiki wahana itu.

“kenapa diam saja? Kau takut?” tanya Yoona berusaha meledek Sehun, sepertinya dia ketakutan terhadap wahana itu.

“tidak. Aku tidak takut,”

“baiklah kalau begitu, ayo! Jika wajahmu pucat setelah menaiki wahana itu, itu berarti kau kalah. Dan jika kau kalah, kau harus mentraktirku es krim,” ajak Yoona kemudian menarik pergelangan tangan Sehun. Dengan langkah berat, Sehun pun ikut berjalan menuju antrian untuk menaiki wahana mengerikan itu. Setelah lama mengantri, akhirnya kini giliran Sehun dan Yoona yang akan menaiki wahana itu, Yoona memilih duduk dipaling depan, melihat Sehun yang masih terdiam karena menahan rasa takut itu membuat Yoona membuka mulutnya.

“Sehun, ayo!” ucapan Yoona pun menyadarkan Sehun. Pria itu mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya pelan, meneguk salivanya dengan susah payah. Langkah gontainya membawa ia menuju kursi paling depan tepat disamping Yoona duduk.Wahana itu pun dimulai. Kereta itu berulang kali naik turun sesuai jalurnya terkadang berputar membuat orang-orang yang menaiki itu pun berteriak histeris begitu juga yang dirasakan oleh Sehun dan Yoona. Sehun merasa jantungnya akan lepas saat itu juga. Wajah pucatnya semakin pucat, keringat pun mengalir didahinya. Sedangkan Yoona? Gadis itu sangat menikmati permainan itu. Setelah wahana itu berakhir, Sehun segera turun dan berlari keluar dari sana. Yoona pun menyusulnya, dilihatnya Sehun sedang duduk dibangku dengan wajah pucatnya.

“hahaha, dasar payah!” cibir Yoona saat melihat wajah Sehun yang pucat pasi itu. gadis itu pun tertawa puas.

“Aku tidak akan menaiki wahana itu lagi. Ahh kurasa jantungku masih tertinggal disana,” ujar Sehun sembari mengelus dadanya untuk menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang akibat wahana itu.

“berlebihan sekali,” cibir Yoona.

“kau kalah, Sehun” lanjut Yoona.

“ya ya kau menang dan aku kalah,” ujar pria itu sembari menghembuskan nafasnya kasar.

“sesuai perjanjian…”

“baiklah, tunggu disini. Aku akan belikan es krim,” pria itu pun segera melangkahkan kakinya menuju kedai es krim. Sedangkan Yoona duduk dibangku sembari melihat sekelilingnya. Sesekali menunduk sambil menganyunkan kakinya. Beberapa menit kemudian, pria itu muncul dihadapan Yoona dengan 2 es krim digenggamannya.

“maaf menunggu lama,” ujar pria itu sambil menyodorkan es krim rasa coklat mint yang ada digenggamannya.

“Tak apa,” balas gadis itu kemudian menikmati es krim dengan rasa favoritnya.

“Sehabis ini, bagaimana kalau kita ke rumah hantu?” tawar Sehun.

“Rumah hantu?” gadis itu mengernyitkan dahinya.

“jika kau takut, itu berarti kau kalah. Dan jika kau kalah, kau harus membuat menu favoritku untuk makan malam,”ucap pria itu mengikuti gaya bicara Yoona membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya Yoona ingin menolak ajakan itu karena merasa takut dengan isi yang ada didalam rumah hantu itu, namun ucapan Sehun membuatnya mau tak mau mengikutinya.

“jangan mengikuti ucapanku, dasar tidak kreatif,” balas Yoona. Kemudian pria itu mendekatkan wajahnya kepada Yoona membuat gadis itu gugup, debar jantungnya pun hampir terdengar. Tidakkah pria ini tahu bahwa dirinya sedang menahan rasa gugup sekaligus menahan nafas ? pipi Yoona pun mulai memerah akibat menahan nafasnya. Sungguh, Yoona butuh oksigen sekarang. Mereka saling bertatap-tatapan. Tatapan hangat Sehun itu bagaikan candu bagi Yoona.

“terserahku,” ucap pria itu sambil membersihkan sisa es krim yang berada di sudut bibir Yoona dengan jarinya. Hal itu membuat Yoona kikuk. Pria itu tersenyum saat sisa es krim dibibir Yoona sudah hilang.

“kau ini seperti bocah saja, makan es krim pun masih berantakan,” cibir pria itu.

Setelah menghabiskan es krim yang telah Sehun beli, akhirnya mereka memasuki wahana rumah hantu. Sehun pun tersenyum puas ketika melihat wajah ketakutan dari Yoona sebelum memasuki wahana itu. beberapa kali wajah-wajah seram muncul membuat Yoona berteriak ketakutan dan tanpa sadar ia memeluk Sehun dengan mata terpejam. Yoona tetap memeluk Sehun dengan mata terpejam sampai wahana itu selesai. Keringat bercucuran dari dahinya tangannya pun ikut berkeringat karena ketakutannya itu.

“hahaha, kau kalah,” ujar Sehun ketika mereka sudah berada diluar wahana itu membuat Yoona melepaskan pelukannya dan membuka matanya.

“iya, aku kalah”

“aku tak sabar ingin makan malam, bagaimana kalau kita pulang sekarang?” ajak Sehun sambil mengeluskan perutnya yang sedari tadi berteriak untuk diisi makanan.

“baiklah, aku juga mulai lelah disini,” berhubung waktu sudah petang ditambah tubuhnya yang lelah membuat Yoona menyetujui ajakan Sehun.

~

Setelah pulang dari Lotte World, kini mereka berada di rumah Yoona untuk makan malam sebagai hukuman bagi Yoona karena takut saat memasuki wahana rumah hantu. Yoona memasang celemek kemudian mulai memasak daging. Cukup lama Yoona didapur, kini Yoona membawa makanan itu ke meja makan. Sehun yang tadinya menatap kearah layar handphonenya kini menatap makanan yang ada dihadapannya sekarang.

“woah enak sekali,” ujar pria itu yang ternyata sudah mencicipi makanan buatan Yoona. Sedangkan Yoona berusaha menutupi rona merah dipipinya akibat pujian dari pria dihadapannya.

“masakanku selalu enak, memangnya kau,”cibir Yoona sambil menikmati makanannya. Kemudian mereka tertawa.

“aku pria. Hal yang wajar jika aku tidak bisa memasak,” balas Sehun berusaha membela dirinya sendiri.

“alasan,” ucap Yoona.Sesekali Yoona meminum soju yang telah ia sediakan, kini ia sudah menegak 4 gelas soju. Yoona tahan untuk tidak mabuk sekarang, tapi nanti, mungkin ia sudah tidak sadarkan diri.

“jangan terlalu banyak minum, itu dapat merusak tubuhmu,” celetuk pria itu.

“sesekali tidak apa,kan?” gadis itu tersenyum sambil menikmati soju yang sedang ia minum.

“tapi nanti kau mabuk,”

“mabuk dirumahku sendiri tak masalah,kan?”

“terserahlah,”

“Sehun, apa kau benar-benar akan meninggalkanku disini sendirian?”ujar gadis itu. Sedangkan Sehun hanya mengernyitkan dahinya tanda ia belum memahami perkataan gadis yang ada dihadapannya.

“maksudmu?”

“apa kau akan tetap pergi?” tanya gadis itu yang kini wajahnya memerah akibat menahan agar airmatanya tak mengalir dihadapan pria itu.

“tentu saja,” jawab pria itu yang kini sudah mengetahui arah pembicaraannya kali ini.

“Tapi tenang saja, aku akan sering mengunjungimu nanti, mungkin setiap bulannya,” lanjut pria itu.

“setiap bulan? Bukankah itu terlalu lama? Bagaimana kalau setiap minggunya?”

“oh ayolah, jarak dari New York dan Korea itu tidak dekat. Lagipula aku harus mengurus perusahaanku disana, dan bukankah harusnya kau bersyukur,aku memiliki waktu untuk mengunjungimu setiap bulannya,” jawab pria itu.

“baiklah,” balas gadis itu menyerah dengan wajah murungnya.

“hey! Kenapa wajahmu muram begitu? Kau akan semakin jelek dengan wajahmu yang seperti itu,” cibir Sehun.

“Tidak,”

“ayolah, kau marah?” ujar pria itu. pakai bertanya lagi, tentu saja Yoona marah sekaligus sedih saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Sehun.

“Tidak,”

“Ayolah jangan marah,” ujar pria itu sambil mencubit pipi Yoona berusaha membuat Yoona tersenyum.

“Aku bilang aku tidak marah. Apa kau tuli?!” bentak Yoona membuat Sehun bungkam dan melepaskan cubitannya. Sungguh, apa yang dikatakan Yoona itu bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan. Dan ia spontan membentaknya. Sungguh, Yoona tak punya niatan untuk membentaknya tadi.

“baiklah,” Sehun pun akhirnya memilih diam.

“maaf, aku tak sengaja membentakmu,”

“tak apa,”

Suasana pun menjadi hening. Keduanya sama-sama bergulat dengan pikirannya masing-masing sambil menikmati makanan yang telah disajikan oleh Yoona. Tak ada yang berani memecahkan suasana hening itu. kini Yoona terus meminum soju yang ada dihadapannya walaupun sudah habis 6 gelas, gadis itu tak berhenti juga meminum soju.

DUKK!

Bunyi itu menyadarkan Sehun yang sedang merenung sedari tadi. Dengan cepat ia mencari sumber bunyi itu dan kini manik pure hazel itu melihat Yoona tertidur dimeja makan, lebih tepatnya mabuk. Gadis itu menjatuhkan kepalanya diatas meja makan membuat bunyi benturan antara kepala dan meja makan itu terdengar keras.

“sudah kubilang jangan terlalu banyak minum, kau keras kepala sekali,” gumam pria itu pada gadis itu yang sudah mabuk itu.

Dengan sigap, Sehun membawa Yoona menuju kamarnya agar gadis itu tertidur diatas kasurnya. Menggendong gadis itu ala bridal style dan menaiki tangga. Dan kini ia sampai didepan pintu kamar gadis itu. memutar knop pintu itu dan kini menaruh tubuh mungil itu diatas kasur empuk itu. Setelah menaruh gadis itu, ia segera bangkit dengan perlahan agar gadis itu tak terbangun, namun tangan mungil itu menahan pergelangan tangannya membuat Sehun menoleh kearah Yoona yang ternyata sedang membuka matanya sedikit.

“Yoong, bukankah kau mabuk?” tanya Sehun.

“Jangan pergi, temani aku malam ini,” bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan pria itu, ia malah meminta pria itu agar menemaninya tidur malam ini. Sedangkan pria itu mengernyitkan dahinya.

“Tidur disampingku, aku tak mau sendiri malam ini,” lanjut Yoona.

“Yoong, sepertinya kau terlalu mabuk,”

“Tidak, aku masih memiliki kesadaran,” balas Yoona.

“tolong temani aku tidur malam ini,”lanjut gadis bersurai coklat itu.

“tapi aku harus berangkat besok,Yoong”

“Hanya malam ini, kau bisa berangkat saat aku masih terlelap. Jadi, aku tidak akan tersiksa dengan kepergianmu,” pinta gadis itu. Akhirnya Sehun pun tidur disampingnya. Yoona pun memeluk pria itu seakan tak ingin melepaskannya besok. Sedangkan Sehun belum membalas pelukan Yoona.

“Sehun, aku tahu kau tidak mencintaiku, tapi untuk malam ini, bisakah kau bertindak seperti kau mencintaiku?” ujar Yoona didada bidang Sehun.

“Aku mungkin tak mencintaimu, tapi aku menyayangimu,” balas Sehun.

“Menyayangiku sebagai sahabat?” tukas Yoona membuat Sehun mengernyitkan dahinya.

“Yoong..” lirih pria itu dengan tatapan sendunya tak ingin menyakiti hati gadis disampingnya.

“Sehun, apa aku melakukan hal yang salah?”

“hal yang salah? apa maksudmu?” pria itu semakin tidak mengerti dengan ucapan Yoona.

‘salah karena memelukmu dan memintamu tidur disampingku sedangkan kau sudah menjadi miliknya’ batin Yoona.

“tidak jadi,”

“tidurlah, aku akan memelukmu,” kemudian pria itu membalas pelukan Yoona. Hangatnya pelukan itu tersalur ke tubuh Yoona membuat gadis itu merasa nyaman dengan pelukan itu.

~

Pagi hari sudah menyambut seorang gadis berambut coklat itu. Sinar matahari menyelusup masuk lewat jendela besar yang tertutup gorden besar yang menjuntai sampai menyentuh lantai. Gadis itu terganggu dengan sinar matahari itu membuatnya mengerjapkan matanya berulang kali. Tangan mulus gadis itu meraba sampingnya. Kosong. Pelukan hangat pun juga tak terasa membuat gadis itu membuka matanya lebar-lebar.

“dia sudah pergi,” gumam gadis itu. ada raut kesedihan diwajah cantiknya. Kini dia bangkit dari kasur empuk itu menuju jendela besar yang ada dikamarnya. Termenung disana sembari menatap pemandangan dibawah sana. Namun layar handphone yang berkedip membuatnya menoleh kearah handphone itu yang terletak diatas bedsidenya. Gadis itu berjalan menuju bedsidenya dan mengambil handphonenya. Ada sebuah pesan disana yang dapat menyayat hati gadis itu.

‘Yoong, jujur aku sedikit kecewa ketika kau bilang kau tak bisa datang ke acara pernikahanku. Tapi tak apa, aku memaklumi itu. cepat selesaikan skripsimu itu. jika sudah menyelesaikan skripsimu itu, menyusullah ke New York dengan kekasihmu nanti.’ Isi pesan itu yang ternyata dikirimkan oleh Sehun pukul 4 pagi tadi. Mata Yoona mengeluarkan air mata yang mengalir di pipi porselennya saat membaca pesan itu.

‘kekasih? Aku rasa aku tak ingin itu lagi karena kau’ batin Yoona.

Ya, Sehun meninggalkan Yoona. Sehun pergi ke New York demi gadis yang dicintainya yang tinggal di New York dan meninggalkan Yoona yang tulus mencintai Sehun. Dan parahnya gadis yang dicintai Sehun adalah sahabat kecil Yoona yang pindah ke New York. Hingga kemarin adalah puncak dari kesakitan yang dialami Yoona, Sehun mengundangnya untuk datang ke acara pernikahannya dengan Irene di New York. Dengan alasan ingin menyelesaikan skripsi, akhirnya Yoona berhasil untuk tidak datang ke acara pernikahan sahabatnya sekaligus orang yang dicintainya itu.

‘Maaf untuk segalanya. Dan terimakasih untuk kemarin’ balas Yoona untuk pesan itu. kini airmata terus mengalir deras, hatinya juga sudah perih seperih tangannya yang terluka akibat pecahan kaca yang entah sejak kapan sudah terpecah belah. Pandangannya mulai memburam akibat airmata yang memenuhi manik rusa itu.

“aku akan anggap semuanya hanya mimpi”

 

END

Author’s note : fanfiction ini terinspirasi dari lagu shawn mendes – act like you love me. Please comment.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

32 thoughts on “Act like you love me

  1. Anjay nyesek amat :’) yoongie yg tabah doh, cowo ga cuma si hun kampred itu kok. Ada cahyo, baekhyun,Luge,dkk x’D nice ff thor, tetap berkaryaa!

  2. Anjay nyesek amat :’) yoongie yg tabah doh, cowo ga cuma si hun kampred itu kok. Ada cahyo, baekhyun,Luge,dkk x’D nice ff thor, tetap berkaryaa!

  3. Nyesek bgt. . . Cerita di awal tdi msh sedikit bingung tpi lgsg paham pas ada kata ‘sehun tdk lg lajang’,, kasihan yoona. . Fighting terus author ^^

  4. Ini bener2 nyesek banget bacanya . .
    Pasti sakit bgt jadi yo0ngnie,pria yg dicintai malah suka ma sahabatnya sndiri
    huhu

Leave a reply to Putri Cancel reply