ZYX [4]

Poster Phynz20 ZYX4 by Phynz20

 

Author: Ines Anggi Putri / Shin Sung Rin (Phynz20)

Disclaimer: Cerita ini tercipta karena saya sok-sokan baca yang semacem ini. All cast is belong to God. But this story is mine a. k. a. Phynz20

Rating: PG-17

Genre: Mystery, Triller, Life.

Main Cast:

  • Im Yoon Ah
  • A secret member from OT-12

Support Cast:

  • Yoon Bo Ra
  • Jung Byunghee as known MBLAQ’s G.O
  • Kim Jongwoon as known SJ’s Yesung as Im Jongwoon

Warning: Age manipulation! GaJe, Sedikit OOC, Typo (bila ada), Misteri yang gagal, Plagiator? Doesn’t allowed!

A/N: Sorry for very very late update. Hope you enjoy it!

.

[Before] – [1] – [2] – [3]

.

***

Sedikit demi sedikit, sang putih terkuak dari si hitam.

***

Terkadang hidup punya berjuta kebetulan yang tak dapat dibayangkan. Entah itu kebetulan menyenangkan atau malah sebaliknya. Yang Yoona tahu, ia sungguh tak menyangka kebetulan ini menghampirinya. Persis di hadapan sepasang bola matanya.

“Aku mengenal Cho Kyuhyun-ssi.”

Menohok memang. Ketika ia ingin menggali urusan ZYX terlebih dahulu, dirinya disuguhkan dengan hal semacam ini.

“Dan kebetulan, aku sempat satu flat dengan dirinya.”

Bodoh. Yoona hampir saja menyemburkan lemon tea yang baru saja ia teguk ketika mendengar Ahyoon berceloteh. Rasanya, setelah mendengar itu tenggorokannya terasa gatal, paru-parunya terasa tersumbat, dan kepalanya pening tanpa alasan yang jelas.

“Apa yang Song Qian inginkan dari detektif yang sudah jelas pernah berhubungan dengan tersangkanya? Bukankah ia malah senang sepupunya meninggal dalam bunuh diri….”

“Masalahnya, Song Qian mencintai apa yang seharusnya milik sepupunya itu….”

“Dan kau dengan amat bodoh bergabung dengan masalah yang seharusnya bisa kau hindari?! Dimana otakmu Im Yoona?!”

“Lee Jieun adikku!” Napas Yoona tercekat. Bulir-bulir air sudah memenuhi matanya dan hampir merembes keluar. Setengah teriakannya itu nyaris membuat orang satu cafe itu menengok ke arahnya.

“Dan karena itu kau merelakan Cho Kyuhyun bersamanya?”

Skak mat!

Ia tak bisa menjawab apa-apa. Ia tak bisa mengelak lebih dalam lagi. Ia ingat, Byunghee pernah mengatakan hal serupa seperti ini, dan disaat itu ia masih bisa berusaha berdiri tegak dan menepis seluruh bulir yang meluruh. Ia sudah berjanji, dan ia tahu janji itu harus ditepati.

“Aku….”

“Sepenuh hidupnya ia tak pernah mencintaimu! Tak pernah ingin bersamamu! Kau dan Song Qian seharusnya tahu itu!”

Dan entah sejak kapan Ahyoon sudah berada disana. Tepat di hadapan manik mata Yoona yang buram terhalau bulir itu. Tangannya berada di kedua sisi pundak Yoona. Siap mengguncangkan tubuh ringkih tersebut.

“Sadar Im Yoona! Sadar! Cho Kyuhyun bukan lagi tugasmu! Ia yang mencampakkanmu seharusnya kau tak boleh….”

Dengan tepisan kasar ia menatap tajam Ahyoon, “Kau seharusnya tidak ikut campur dengan hal ini.”

Dan Ahyoon memang tahu itu. Sepenuhnya ia tahu. Namun, ada hal yang menggelitik dalam diri Yoona yang ia tak tahu mengapa, membuatnya harus rela meluangkan waktu untuk menyadarkan Im Yoona.

“Kyuhyun meninggal karena menolong Lee Jieun.”

Yoona tahu itu.

“Lee Jieun meninggal pun karena Song Qian. Ia mengancam Lee Jieun untuk menjauh dari Kyuhyun….”

Yang itu juga Yoona tahu.

“… dan karena dirimu….”

Tiga kalimat terakhir itu membuat tubuh Yoona menegang.

Ahyoon melihatnya. Ia melihat gestur Yoona yang berubah. Manik matanya menatap tajam manik hitam di hadapannya. Berdeham, ia mengecam, “Lee Jieun merelakan Kyuhyun bersamamu. Itu yang ada di gembok Namsan Tower.”

Prang….

Mata Yoona membelalak. Menatap mata kelam Ahyoon, sarat akan ketidakpercayaan yang membuncah. Ia, yang sedari dulu penasaran akan hal itu, yang sedari dulu menahan egoismenya demi tak membuka gembok itu. Sekarang mengetahui hal yang tak pernah ia bayangkan.

“Aku, tak pernah mau Yoona eonnie menangis hanya karena kita…,” ucap Ahyoon sepotong. Ia melihat terlebih dahulu reaksi Yoona akan hal ini. Dan yang didapat malah sesosok gadis yang menatap dirinya dengan tatapan kosong. Ia berdeham, “Itu yang dituliskan Lee Jieun disana.”

Dan tepat saat kalimat itu berakhir, Ahyoon bangkit dari duduknya, mengambil barang dan siap pergi dari hadapan Yoona.

“Coba kau pergi ke flat Kyuhyun-ssi. Disana akan tertera nama Gaemgyu dan Lay. Itulah aku, aku Lay yang selama ini ia bicarakan.” Tanpa membalikkan badannya pun, Ahyoon menguak sebuah misteri yang Yoona cari selama ini.

Lee Ahyoon ialah Lay.

***

“Ibu….”

“Cepat nak! Ayahmu akan membunuh kita!”

“Ibu… tapi kakiku sakit….”

“Terkadang lari dari kenyataan itu lebih mengasyikkan dibanding diam dan menunggu hal selanjutnya datang.”

***

“Jadi sekarang apa maumu?”

Yoona merotasikan kedua bola matanya. Sekali lagi ia menatap jenuh pada sosok dihadapannya. Dengan kesal ia menghempaskan diri di sofa yang ada di belakangnya.

“Apa oppa tidak tahu masalah ZYX?”

Bukannya merespon dengan sikap serius atau entah apalah yang pantas diberikan untuk pertanyaan Yoona, Im Jongwoon malah tertawa sekadarnya tanpa repot memikirkan lebih jauh.

“Bocah ingusan itu? Kau ini… tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu yang tak….”

“Tapi oppa, ia mengincar pilar-pilar negara! Memang oppa tidak takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, huh?”

Jongwoon, yang sedari tadi masih berdiri kini duduk dengan posisi seperti pejabat-pejabat tinggi lainnya. Yoona mendengus dongkol melihat kakak laki-lakinya itu sudah berubah sedemikian jauh sejak sepuluh tahun yang lalu.

Tapi, yah… apalah daya jika garis takdir seorang Im Jongwoon berbeda dengan Im Yoona.

“Yuri eonnie juga mengkhawatirkan oppa….”

“Percayalah adik kecilku, oppa-mu ini tak akan apa-apa.”

Mulut tipis yang tadi sempat terbuka kini terkatup lagi. Ia kesal. Sangat kesal melihat kakak pertamanya tak mengubris kekhawatirannya dan kakak perempuannya. Namun yang didapat justru Jongwoon yang menganggap kasus ZYX hanya sebesar biji sesawi.

Dan tiba-tiba Yoona ingat, sekecil biji sesawi pun akan tumbuh menjadi sawi yang besar. Dan Yoona memiliki firasat buruk akan hal ini.

Oppaoppa harus jujur akan hal ini….” Jongwoon yang tadi sempat menyesap kopinya segera menaruh kembali cangkir kopinya pada meja di hadapannya. Sekali saja ia merasa harus memperhatikan adik kecilnya itu.

Oppa tidak pernah melakukan hal keji pada negara seperti Lee Jihyuk atau Yoo Taeshik atau Bae Hyunshik kan?”

Sejenak, Yoona yakin sekali seorang Im Jongwoon mengubah raut wajahnya seperti bukan Im Jongwoon yang ia kenal selama ini. Kakaknya itu merespon hal yang menggelikan seperti ini dengan keseriusan.

Dan Yoona percaya ada hal yang tidak beres dengan Im Jongwoon.

“Kau tidak percaya dengan kakakmu ini?”

Jawaban itu dingin. Nadanya terkesan menyindir atau apalah. Dan Yoona semakin yakin.

“Bukan begitu oppa….”

“Yasudah. Kau lebih percaya pada kakakmu atau pada bocah ingusan itu?”

Oppa, ini bukan masalah percaya atau tidak….”

“Lantas apa?”

“Aku hanya ingin oppa jujur, apa oppa terlibat….”

Plak

Jantung Yoona terhenti seketika. Tangannya refleks memegang pipi sebelah kirinya. Perih. Ia tahu itu. Tapi bukan pipinya yang ia rasakan perih. Namun hatinya.

Jongwoon tak pernah melakukan hal ini padanya. Dan sekarang hanya karena pertanyaan sepele itu kakaknya bisa seperti ini.

“Jangan tanyakan hal itu lagi kalau kau masih percaya pada oppa.” Tandas. Tapi tetap membuat Yoona merasa ada hal yang tidak beres.

Yoona tahu hatinya sakit, fisiknya sakit hanya karena sebuah tamparan itu.

Tapi kini batinnya lebih sakit melihat sikap kakaknya yang seperti itu. Batinnya tak tenang mengetahui respon yang diberikan kakaknya. Ia tak rela dan tak akan pernah rela jika kakaknya ternyata punya “urusan” dengan ketiga orang itu.

Namun Yoona tahu, nalurinya tak pernah salah.

***

Ahyoon menghembuskan nafasnya. Ia kembali lagi kesini. Ke tempat seharusnya ia tinggal. Di tempat dimana ia melalui masa-masa kelam itu. Di tempat dimana ia tersenyum, walau air matanya selalu turun.

Ia ingat semua kenangan yang tercipta disini. Apa pun itu, ia tahu semua tak akan terbalaskan. Nasi sudah menjadi bubur.

Ia ingat akan wejangan itu, namun pikirannya berkata lain. Wejangan itu memang selalu tertanam dihatinya, namun tak begitu kuat untuk melampiaskan semuanya.

Detik berlalu, jam berlalu, hari berlalu, bahkan tahun-tahun silih berganti, namun kebencian itu selalu menyesak keluar. Seberapa pun hebatnya ia mengatakan tidak. Seberapa pun kuatnya, pada akhirnya ia sudah sampai pada tahap kebencian itu.

Tiada maaf bagi mereka,’ begitu pikirannya.

Walau hatinya tahu apa yang ia lakukan salah. Apa yang tertanam di hatinya tahu jika semua ini tidak benar. Sebuah kesia-siaan. Hanya perjuangan sesaat. Pelampiasaan sementara dan hukuman yang tak abadi.

Kesannya percuma, begitu hatinya memilih. Ia memang bukan manusia kejam. Ia juga bukan manusia tak berperasaan.

Namun, nampaknya pikirannya lebih menang. Matanya sudah dibutakan dengan kejadian kelam yang ia alami. Telinganya sudah ditulikan dengan teriakan kesengsaraan.

Bukan tak mau berubah, bukan tak mau berpaling, bukan tak mau manjadi pelita itu.

Tapi pikirannya berpikir rasional. Otaknya sekarang berkontraindikasi dengan hal yang terjadi. Pahamnya sekarang berubah, mata ganti mata, gigi ganti gigi.

“Lagipula, tinggal selangkah lagi untuk satu sama.”

***

Bora menyeruput es jeruknya dengan santai. Ini hari Minggu, begitu pikirnya. Hari santai untuknya ketika ia tidak ditugas-beratkan dengan segala macam kecelakaan, pelanggaran peraturan lalu lintas dan segala macam yang berbau jalan raya. Hari ini ia bebas dan ia tak mau mencium adanya kerusuhan lain.

Bora mengutak-atik remote televisi saja sedari tadi. Lompat dari satu channel ke channel lain. Tiba-tiba saja ia memberhentikan jemarinya, fokus terhadap layar. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya dan ia tahu ini adalah sesuatu yang besar.

ZYX terlihat di salah satu departmen store yang terletak di daerah Gangnam-gu. Diduga ia sedang mencari mangsa akan….

Cklik

“Berita bodoh. ZYX sedang tidak berselera untuk membunuh. Ia tidak mungkin sebodoh itu tampil ke permukaan disaat orang-orang heboh akan dirinya.”

Bora menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap tak yakin pada Byunghee yang baru saja duduk di sebelahnya dan mematikan televisi seenaknya.

Oppa itu sok tahu. Dari mana Oppa tahu kalau ZYX akan berpikir demikian? Bukankah akan lebih praktis jika ia langsung bunuh saja semuanya? Atau ia sudah menyelesaikan misinya?”

Byunghee terkekeh sejenak, setelah itu ia memasang wajah seriusnya di hadapan Bora, “ZYX pasti masih punya satu atau dua incaran. Dilihat dari motifnya, ia memang ingin balas dendam. Banyak berkas yang datang ke kami dan hampir semua yang mengatakan ia seperti Robin Hood. Dan jika dipikir seperti itu, mana mungkin ia hanya mengeksekusi tiga diantaranya saja? Terbilang ia pandai dalam menghilangkan jejak.”

Bora mengerutkan kening. Ia pikir tak semudah itu mengetahui motif ZYX, lagipula jika ia hanya dendam pada ketiga orang itu, bagaimana? Ia ingin menyanggah pernyataan Byunghee, namun sekali lagi Byunghee bersuara, “Tidak seperti itu–” katanya seakan mengetahui pikirang Bora, “—semua orang mengetahui surat itu. Dan para jaksa pun berkata demikian. Jika kita rangkai kejadian ini satu persatu, kita akan menemukan satu titik yang menggabungkan mereka semua.”

Bora melongo. Hipotesis Byunghee memang masuk akal, tapi apa tidak terlalu ekstrem jika ZYX masih punya incaran? Lagi pula tentang titik itu….

“Kalau aku tidak salah ingat, sekitar tahun 2005 ada satu isu besar dan melibatkan ketiga orang ini. Dan jika analisaku benar, Jongwoon hyung akan dapat masalah besar.”

“Apa maksud….”

“Aaaaaargh!”

Bora dan Byunghee refleks menghentikan pembicaraan mereka. Menengok ke arah sumber suara, mereka mengerutkan kening. Disana, di sumber suara itu, terlihat sososk Yoona yang menjambak rambutnya sendiri dengan geram.

“Yoong….”

“Bodoh! Bodoh! Bodoh!” Yoona meraung kesal. Tangannya sekarang sibuk mencoret geram buku catatannya. Byunghee dan Bora lagi-lagi mengerutkan kening. Tak mengerti apa yang terjadi.

“Cho Kyuhyun! Mengapa kau selalu mengerecokiku?!”

Byunghee yang mendengar hal itu terkekeh geli. Ia tahu Yoona pasti sedang berkutat dengan kasus Song Qian. Sedangkan Bora pusing tujuh keliling. Selama ini Yoona tak pernah bicara seperti itu, yang ia tahu, Yoona sangat mencintai Kyuhyun.

Byunghee melangkah mendekati Yoona dengan kekehan geli. Mengelus pundak Yoona sebentar, ia berdeham, “Im Yoona, sudah berapa kali aku katakan padamu kalau Cho Kyuhyun itu masa lalumu. Jangan kau libatkan lagi dirimu pada kasus seperti ini! Ia bukan siapa-siapa lagi.”

Namun, dinasihati seperti itu Yoona malah menatap galak pada Byunghee. Pandangannya geram. Ditatap seperti itu bukan membuat Byunghee ciut atau bagaimana, tapi malah membuat kekehan Byunghee semakin keras.

Oppa!” Bora menggertak Byunghee. Namun, tak ada respon pada gertakan itu. Byunghee masih saja tertawa keras.

Hingga selang beberapa menit kemudian, barulah Byunghee menyerah, ia menghentikan tawanya dengan cengiran khasnya. Lagipula, ia mana betah ditatap galak oleh dua wanita dihadapannya. Memang ia sudah terbiasa, tapi aura tak baik dari kedua sosok dihadapannya tampaknya lebih ekstrem dibanding biasanya.

“Lagipula kau ini, aku sudah memperingatkanmu jutaan kali. Bahkan sejak ia belum tiada. Terbukti kan sekarang? Ucapanku beralasan Yoong. Harusnya kau tahu itu. Tapi kau masih saja keras kepala. Maumu apa?”

Bora menatap sengit lagi pada Byunghee. Ia tahu Yoona selalu kesal tiap Byunghee menyudutkannya tentang masalah Cho Kyuhyun. Harusnya Byunghee tahu itu.

“Memang ada apa lagi dengan dia Yoong?”

“Song Qian membunuh adikku.”

-TBC-

A/N: Haloooooo~ Long time no seeeeeee hahahaXD Saya balik lagi setelah 3 bulan lebih nggak nongol. Bener-bener nggak sempet buat mikir ide, apalagi buat ngetik. Nggak tau akhir-akhir ini sibuk banget, hari libur bahkan weekend sekalipun masih harus dicekoki dengan hal hal lain. Maaf buat yang nungguin kisah(?) ini *padahal nggak ada yang nunggu* Saya dateng, sebenernya gara gara tema bulan ini ituuuuuu YoonLay! HahahahaXD Udah kebaca kan tadi siapa itu “Lee Ahyoon.” Masih penasaran? Wkwkwk. Oiya, di chapter selanjutnya adalah chapter penghujung. Masih banyak misteri-misteri yang emang sengaja nggak saya kasih tahu di chapter ini. Apa sih masalah Kyuhyun? Ada apa dengan Jongwoon? Dan kenapa Lay kayak gitu? Dan masih banyak pertanyaan lain yang bakal terkuak di chapter berikutnya, jadi jangan sampai kelewatan ya~

Oiya, buat chapter 5, aku bakal protect. Kenapa? Ada sesuatu yang pengen aku lindungi dari orang-orang yang nggak aku tahu “wujudnya”(?) Bukan aku pelit sama silent readers apa gimana, tapi ada sesuatu hal yang aku rasa perlu untuk di protect. Oke?

Untuk minta passwordnya, gampang aja, mention ke @putriines ato email ke inesanggiputri@gmail.com ketika chapter 5 udah publish, dan kurasa itu perlu waktu yang lama karena aku lagi-lagi masih sibuk dengan urusan “ini-itu.” Syaratnya cuma kasih id kamu pas comment di ZYX dan umur kamu.

Oke, phynz20 pamit undur diri~ Bubyeeeee~~~

59 thoughts on “ZYX [4]

  1. Pingback: [Remark Fic] ZYX | Agent Mystery's

  2. Jadi zyx beneran ahyoon ya?
    Aku penasaran dengan ahyoon kok tau im joongwoon darimana ya,author?
    Maaf baru berondong komennya sekarang..hehe
    pake hape jadi susah untuk komen..hiks

  3. aku emang curiga sama ntuh tukang amnesia -_-)” *nahloh?* dari mulai ZYX => Zhang Yi Xing terus nama Lee Ah Yoon => LAY, hebat deh thor! aku salut bisa bikin Layla sari *plaaak* jadi kek gini! thor minta pw-nya chap 5 dong, lewat email bisa? apa thor namanya? please, aku butuh~ *ngeeek?*

  4. Jd ah yoon itu lay alias ZYX,,trs dy ad hub ap sm kyu dn dendam ap sm pendiri negara termasuk jongwoon?? Jd yoona suka sm kyu tp kyu suka sm adiknya yoona LJE, trs song qian jg suka kyu,,ahh penasaraan…

  5. Oo..Lee Ah Yoon aka Lay aka ZYX ya?? Haha..ga xngka aku..well..Q paling suka gaya bahasa di ff ini..mirip gaya bahasa yg dipake di novel2..daebak

  6. Dan ternyata ZYX mmang si Yixing.
    Dan ini FF bener” bikin aku penasarannnnnn >_< Banyak banget misteri yg belum terungkap T_T
    Peasaran sma Chap 5nya 😉 Berburu ke twitter author dulu lahhhh ~(^ _^)~

    Note: Dan ternyata aku belum coment di chap. ini -.-
    Maaf yahh thor, cozx kemarin aq bacanya dari hape, jadi lupa mau coment ._.v

  7. Pingback: XXx has Gone | YoongEXO

  8. wah tambah keren ceritanya 🙂
    ternyata aku nggak salh tebak ZYX itu siapa ternyata itu lay. nggak sabar nunggu chapter selanjutnya. tp kbp harus d protect? aku aja komen uni harus minjam emailnya adik aku beserta twitter? soalnya aku nggak punya keduanya? jd haris gimana supaya bsa membaca chapter selanjutnya?

Comment, please?