Heart Attack Chapter 18

heart-attack_ohmija_melurmutia

Title : Heart Attack

Author : ohmija

Main Cast :

–          Im Yoona

–          Xi Luhan

–          Kwon Yuri

–          Oh Sehun

Genre : Romance,hurt,sad

Length : Chaptered

Disclaimer : This story belong is mine

Except the poster by www.cafepostart.wordpress.com

A/N : FF ini terinspirasi dari buku, film dan beberapa ff lainnya. Jika ada kesamaan jalan cerita saya minta maaf

Don’t Like Don’t read

Warning : Typo,AU,alur aneh,gaje

NO BASH

20 Desember, Yoona Apartemen, Night

Normal POV

“Saranghae”

“Nado Saranghae, Oppa”

Yoona melangkah gontai dan mendudukan diri di tepi ranjang. Matanya menatap malam musim dingin Seoul yang membekukan

Dia menoleh menatap sebuah foto yang berada di nakas tempat tidurnya. Diulurkan jari lentiknya meraih foto itu

Kembali, dia menghela nafas dalam melihat sosok sosok di pigura tersebut. Kemudian Kristal matanya kembali menatap dinginnya malam

Dia dapat merasakannya dalam dinginnya udara, bagaimana malam mengerikan itu menghancurkan pikirannya. Dia mengingat jelas semua detil detil kejadian yang menjadi malam terburuk hidupnya

Jeritan Yuri

Amukan Luhan

Pembelaan Sehun

Semuanya, hingga dia bahkan mengingat bagaimana detik detik kehancuran hatinya

Semuanya terpantul di ingatannya. Tercetak jelas, seolah tidak akan menghilang. Jari jari tangannya tergerak menyusuri sosok sosok dalam foto tersebut

Air matanya kembali jatuh. Tepat pada sosok tinggi berkulit pucat di foto

-u-

Luhan POV

Musik klasik yang kusetel terganggu dengan bisikan seribu lebah di pikiranku

“Nado Saranghae”

Aku tersenyum miris dan menyentuh dadaku yang sakit. Tertusuk oleh kata kata yang baru saja dilontarkan gadisIku

Aku bisa merasakannya. Kata itu kehilangan makna saat Yoona mengucapkannya

Mungkinkah karena sebenarnya aku menyadari bahwa aku harus berbagi untuk kata itu? Mungkinkah karena aku tahu bukan hanya aku yang pernah mendengarnya dari mulutnya?

Ya

Bahkan aku bisa merasakannya, setiap helaan nafas berat yang dihembuskannya setiap aku mengatakan cinta padanya. Seolah dia merasa tertekan

Ini baru permulaan. Bahkan kejadian kemarin masih segar diingatan. Aku pasti bisa, bisikku

Kupandangi foto nya di wallpaper ponselku. Menatap senyum itu berlama lama. Dan menikmati sensasi ngilu yang mulai terbiasa dihatiku setiap aku melihat senyumnya

Jauh, jauh dalam hatiku aku menyadari Yoona tidak bisa menerimaku seutuhnya kembali

-u-

Other Side in Same Time

Yuri POV

Gerakan tanganku berhenti pada sebuah foto yang tergeletak dingin di meja. Perlahan aku meraih foto itu dengan sedikit gemetar

Krak

Lagi. Hatiku kembali retak melihat foto itu. Foto sepasang pria dan wanita yang merangkul gembira di atas Namsan Tower

Seraya memejamkan mata, aku merobek foto itu. Perlahan, karena rasa sakitnya terbayang nyata

Potongan memori itu terjatuh tak berdaya di lantai. Kembali, aku meraih beberapa lembar foto di meja. Dan sama seperti sebelumnya, kembali merobek foto foto itu

Aku tak tahu sejak kapan aku sudah duduk dipinggir kasur dengan air mata sudah kembali menuruni mataku. Aku berbalik, menatap wajah tampan kekasihku yang tertidur

Kekasih

Hatiku kembali berdenyut ngilu mengatakannya. Karena dalam hati aku tahu,

Hatinya bukan lagi untukku

-u-

21 Desember 2013, Sehun Apartemen, Morning

Normal POV

Sehun menghembuskan nafas lelah dan berjalan kearah meja disudut kamarnya. Wajahnya kusut dan kurang tidur

Langkahnya terhenti saat kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu. Dia mendudukan dirinya di lantai dan meraih satu potongan foto itu

Deg

Senyum miris terukir di wajahnya melihat foto itu.

Dia yakin Yuri yang melakukannya. Dia tidak mempermasalahkannya,, sungguh. Hanya saja hatinya terasa menjerit melihat memori indah dengan gadis yang dicintainya

Bohong jika mengatakan Sehun sudah bisa melupakannya

Dia selalu ada dalam satu hembusan nafasnya. Senyumnya selalu terngiang di pikiran Sehun dan bayangannya selalu terpantul di mata kelamnya

Air matanya kembali jatuh, membasahi potongan foto foto itu.

Dia mencintai gadisnya

Hanya saja,…

Dia tidak mampu melawan apa yang telah digariskan padanya

-u-

Imsan Building

Baekhyun POV

Yoona memutar mutar spaghetti nya tanpa minat. Membuatku kembali menghembusnan nafas lelah untuk kesekian kalinya

“Jangan aduk makananmu seperti itu” kataku

Dia menatapku sekilas dan kembali memandangi spaghetti nya. Atau lebih tepatnya memandang jauh dalam pikirannya

Aku hanya bisa diam, memperhatikan sepupuku itu tenggelam dalam kesibukannya sendiri.

Yoona sakit

Bukan karena fakta dia memaksa pulang dihari Luhan datang kekamarnya, meskipun dia belum sepenuhnya sembuh

Tapi Yoona memang sakit

Siapapun bisa menebak rasa sakit dibalik redupnya mata itu. Melihat bagaimana matanya mati matian menahan air mata yang ingin terus keluar

Kembali, aku menyalahkan Luhan. Kenapa pria China itu bodoh? Tidakkah dia melihat kesedihan dibalik mata itu? Tidakkah dia menyadari dia telah menyiksa Yoona dengan kejam? Sadarkah dia bahwa dirinya telah berkali kali membuat Yoona merasa sesak?

“Baekhyun-ah” panggil Yoona pelan

“Hmm?”

“Kenapa rasanya sakit sekali?” lirihnya sendu

Aku mendesah berat dan melonggarkan ikatan dasiku, “Karena kau tidak bisa membohongi perasaanmu”

“Aku sakit karena…Yuri membenciku Baekhyun. KkabYul…dia sudah tidak sudi lagi melihatku” bisiknya dengaan mata berkaca kaca

Lagi lagi seperti ini. Yoona selalu merasa dia adalah orang paling jahat didunia karena menyakiti Yuri. Oh Tuhan

“Yoona, tolonglah jangan seperti ini. Temanmu, sahabatmu bukan hanya Yuri” sahutku

“Aku tahu Baekhyun tapi…bagiku dia sahabat terbaik Baek, bagiku…hanya dia yang bisa mengertiku dengan baik selain kau” lirihnya

Aku dapat melihat air mata menuruni pipi pucatnya, mewakili segala jeritan hatinya selama ini.

“Aku tidak akan mengatakan apapun tentang ini. Pulanglah,deer. Tenangkan dirimu, biar aku yang mengurus jadwalmu hari ini” pintaku halus

Yoona mengangguk dan menghapus jejak airmatanya, tidak membantah permintaan ku seperti biasanya. Dia membungkuk cepat dan berlalu dalam diam dari ruanganku

Aku bangkit dan melepaskn jas yang melepas ditubuhku dan membuat mataku menatap langit siang musim dingin Seoul

Dibawah sana aku melihat Yoona berbicara dengan Jessica yang tampak murung. Kemudian dia berlalu dengan taksi yang diberhentikannya

Jika saja kau tidak berhati malaikat Yoona. Jika saja kau tidak terlalu menyayangi sahabatmu itu. Kau akan menyadari bahwa Yuri tidak sebaik yang kau pikirkan

-u-

Seoul Funeral Luxury, 21 Desember

Yoona POV

Aku membersihkan tumpukan salju yang menutupi nisan Siwon Oppa dengan sepenuh hati. Menikmati rasa rindu dan sesak yang bergerumul di dada saat mengingat segala kenangan ku dengannya

Eomma dan Appa selalu bilang bahwa aku terlalu over. Bahwa aku terlalu menyikapi secara berlebihan kematian Siwon Oppa

Karena bagi mereka, Siwon Oppa hanyalah cinta monyet yang dimiliki putri semata wayangnya.

Bagiku,…tidak

Dia adalah cahaya hidupku.

Pria yang membuatku merasa bebas. Pria yang membuatku merasa tidak menyesal telah lahir di dunia ini

Aku mencintainya

Dari dulu hingga sekarang

Aku tidak akan berbohong. Nama Siwon selalu tersimpan rapi disudut hatiku. Dia….selalu mendapatkan tempat khusus di hatiku. Yang tidak akan pernah tergantikan bahkan dengan hadirnya

Xi Luhan dan….

Oh Sehun

Sekali lagi hatiku berderak remuk. Menampilkan bagian yang sudah tidak terbentuk lagi

“Oppa…apa yang harus kulakukan? Aku sudah mencobanya, tapi…tidak ada yang bisa menyelamatkan hatiku” bisikku pelan

“Luhan Oppa…dia sudah berbaik hati dengan memaafkan dan menerimaku kembali. Tapi…kenapa rasanya aku ingin menjerit setiap kali melihatnya tersenyum padaku?”

“Oppa…dulu aku mencintainya tapi kenapa sekarang rasanya berbeda? Kenapa sekarang hatiku menolak semua perlakuannya?”

“Oppa….aku,….aku mencintai Oh Sehun. Tolong aku” isakku menunduk dalam. Mengadukan segala perasaanku selama sebulan terakhir ini

Aku tidak bisa memungkirinya…aku mencintai pria itu. Mencintai caranya menenangkanku. Mencintai senyumnya, mencintai tatapan teduh dibalik mata hazelnya

Aku menyukai dan menginginkan Oh Sehun dalam hidupku

Tapi….

Ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan didunia. Sama ketika kau memaksa kunang kunang mengeluarkan cahaya disianghari

Atau memaksa singa memakan brokoli

Seperti cintaku kepada Sehun

Kami tidak bisa bersama…

Karena Luhan dan Yuri ada dan membutuhkan kami berdua

Maka biarkanlah….

Biarkan kami merasa sakit…untuk melindungi perasaan kepada orang yang kami cintai….

Angin berhembus membelai wajahku lembut. Mengirimkan aroma yang sudah sangat kurindukan. Perlahan aku menoleh

Dan melihat pria berkulit pucat tengah memandangku sedih

-u-

Sehun POV

“Yoona…..”

“Sehun…..”

Aku mengambil nafas dalam dalam mendengar suara yang sudah kurindukan.

Dihadapanku, Yoona tersenyum tipis. Membuatku kembali merasa sesak

Sudah berapa lama aku tidak melihat senyum mu itu, Yoona?

“Apa kabarmu?” tanyanya pelan

Aku memejamkan matanya sejenak sebelum menjawabnya, “Baik. Kau?”

Aku tidak menyukai ini. Pembicaraan kita menjadi canggung setelah hari itu

“Baik”

Kau tidak tahu seberapa besar aku ingin berlari dan memelukmu sekarang juga

“Aku dengar….kau dan Luhan hyung….akan segera mengakhiri masa pertunangan kalian?” lirihku pelan.

Yoona tertawa hambar dan mengangguk lemah, “Kuharap kau datang di…pernikahanku”

Sanggupkah aku melihatmu bersanding dengan orang lain, cintaku?

“Mungkin…jika kau dan Luhan…sudi mengundangku”

Aku benci melihat senyum itu menghilang dari wajahmu. Tersenyumlah, meskipun harus senyum kepedihan itu

“Maafkan aku, Sehun-ah. Karenaku hubunganmu dengan Luhan…..hancur” sesalnya memejamkan mata dalam dalam

“Karenaku hubunganmu dengan Yuri menjadi lebih hancur lagi Yoona. Aku dan Luhan….meskipun dia menolak sekuat yang dia bisa, itu tidak akan menghapus kenyataan bahwa kami bersaudara” sahutku

Yoona menggigit bibirnya, menahan tangis yang hendak keluar—dugaanku. Reflek aku bergerak maju, sebelum dia mengangkat tangannya, menahanku berhenti

“Tetap di tempatmu Sehun-ah. Kumohon” pintanya

Aku bergeming. Menunggu gadis dihadapanku menarik nafas berkali kali. Membiarkannya menyentuh dadanya yang sama sepertiku..sakit

“Aku sudah memutuskan….kita…akhiri sampai sini saja”

Andai kau tahu betapa aku rela memberikan apapun untuk tidak mendengar kata itu dari mulutmu, sayang

“Kita sama sama melukai satu sama lain jika terus bersama Sehun. Dan….kita sama sama tidak bisa melihat orang yang kita sayangi terluka, maka dari itu….kita sudahi saja” lanjutnya

Aku bisa melihatnya, dibalik matamu, bahwa kau juga tidak menerima ini semua

“Lagipula kudengar kau dan Yuri juga sudah kembali berhubungan. Biarkan seperti ini…biarkan kita menjalani sesuai dengan apa yang telah kita mulai pada awalnya”

Bahwa kau merasakan sakit yang sama dengan yang kurasakan.

Aku memejamkan mata, menahan serangan itu dihatiku. Pikiranku mengatakan bahwa aku harus kuat, bahwa aku bisa menahannya

“Ya. Bukankah dari dulu kita sudah mengetahuinya, Yoona? Bahwa hubungan kita terlarang untuk dijalani”

Yoona mengangguk pelan dan menatapku dengan sendu. Dia menunduk, menatap sepatu bootnya penuh minat

“Maafkan aku…maaf kan aku telah meminta mu memulai hubungan ini. Jika saja aku bisa bersabar, semuanya akan baik baik saja” bisiknya

“Tidak apa, ini juga salahku. Jangan menyalahkan dirimu” balasku

Yoona menarik nafas dan membuang pandangan pada nisan Siwon dihadapannya, “Terima kasih,…untuk segalanya Sehun. Terima kasih atas semua yang kau berikan”

Senyuman tipis terukir diwajahnya, meskipun hatiku sakit, secercah cahaya menerangi hatiku melihat senyumnya. Meskipun itu senyum ketegaran

“Terima kasih telah memelukku selagi ku jatuh. Terima kasih telah menghapus air mataku, terima kasih telah mendengar semua keluhanku….”

“Terakhir….terima kasih Oh Sehun, atas cinta yang kau berikan padaku”

Aku bisa merasakan selaputbening mulai menutupi mataku. Dengan segenap kekuatan aku berusaha tersenyum, semanis mungkin kepada wanita yang sangat kucintai

“Im Yoona…terimakasih telah mengizinkanku mencintaimu. Aku berharap….di masa mendatang, saat semuanya sudah kembali seperti sedia kala, aku masih diizinkan untuk mencintaimu”

Yoona tertawa hambar dan mulai berjalan pelan, “Di masa mendatang, aku berharap rasa itu telah hilang diantara kita Sehun-ah. Aku…tidak mau merasakan sakit ini lagi. Ini sudah limitku”

Mencintaimu adalah anugrah bagiku Yoona

“Saat kita bertemu kembali di masa nanti, kau…janganlah mencintai wanita sepertiku. Masih banyak yang jauh lebih dibanding aku diluar sana. Yuri….dia lebih baik dibandingkan aku”

Aku tak melihat orang lain. Bagiku, yang terbaik bagiku adalah kau

“Cintai Yuri seperti dulu kau mencintainya. Pada akhirnya kau akhirnya akan menyadari Sehun-ah, bahwa aku tidak sebaik yang kau pikirkan. Kau akan menyadari…cintamu adalah kesalahan”

Kalau begitu, itu adalah kesalahan yang tak akan pernah ku sesali seumur hidup

“Aku pergi, Sehun-ah. Terimakasih dan maafkan aku”

Ketika dia baru saja berjalan beberapa langkah dariku, hatiku akhirnya mengambil alih kerja tubuhku. Tanganku tergerak menahannya untuk tidak meninggalkanku lebih jauh lagi

“Sehun-ah….”

“Terakhir kalinya Yoona,….biarkan aku memelukmu, sekali ini saja” lirihku

Pandangan kami bertemu, dan kilatan di matanya cukup memberiku jawaban atas permintaanku. Dengan cepat kurengkuh tubuh nya yang sangat kurindukan dan menenggelamkan wajahku diantara wangi  cherry rambutnya

“Saranghae Im Yoona, saranghae. Rasa ini tidak akan berubah” bisikku bersamaan dengan air mata yang sudah tak sanggup lagi kutahan

Aku menunggu, menunggu dalam isakan balasan atas cintaku. Namun, pada akhirnya aku harus menelan kekecewaan

Yoona tidak akan pernah membalas cintaku lagi. Dia tidak akan tersenyum dan mengatakan ‘Nado Saranghae’…..

Seperti katanya…kami sudah berakhir. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari hubungan kami

Meskipun begitu aku bisa merasakannya, bahwa dia juga merasakan sakit seperti yang kurasakan. Terbukti dia juga ikut menangis

Aku tersenyum kecut, kami berdua…orang orang bodoh yang menangisi cinta yang pergi

Meskipun daun daun sudah berhenti berguguran. Aku akan tetap mencintaimu, Im YoonAh.

-u-

24 Desember, Blue Blood Place, Afternoon

Normal POV

“Dengan ini, aku menyatakan Xi Luhan, lahir 20 April 1990, telah diberkati menjadi bagian dari bangsawan Im. Menjadi suami sehidup semati dari Im YoonAh, Princess of Wises. Segala hal mengenai pembagian harta dan marga akan diberikan setelah pemberkataan pernikahan besok”

Sebuah tongkat diulurkan kepada Luhan yang bersimpuh dihadapan para tetua di Pavilium. Dengan gagah Luhan menerima tongkat itu dan meletakannya di dada

“Semoga kau dan keturunanmu tetap diberkati sampai matahari berhenti terbit dan daun daun berhenti berguguran”

Kemudian tepuk tangan pecah diseluruh penjuru Pavilium Sakura. Upacara penyerahan gelar kebangsawanan telah dilaksanakan.

Luhan tersenyum dan membungkuk khidmat dihadapan seluruh tetua yang menggunakan pakaian keagungan mereka masing masing. Setelah itu dia berbalik, dan mengangkat tongkatnya tinggi tinggi

Satu langkah lagi untuk memiliki Im Yoona sebagai miliknya selamanya

-u-

Yoona POV

“Selamat datang di Pavilium Sakura”

Aku menoleh begitu mendengar sebuah suara yang sangat familiar berujar. Disana, ada Oh Sehun yang menggunakan jas putih yang lengannya digulung sesiku. Di tangannya ada segelas wine dan lebih kebelakang aku memandang, terdapat gadis cantik dalam balutan gaun putih yang mempesona

Deg

“Apa yang kau lakukan disini?” dengus Luhan mengeratkan genggamannya

“Aku bagian dari tempat ini, Hyung. Dan ini acara pemberkatan yang sangat penting, aku tak akan bisa menolak datang” senyum Sehun dibalas decakan Luhan

Aku tidak terlalu memperhatikan mereka, pandanganku jatuh pada gadis itu, yang berada disamping Sehun bergerak gerak gelisah

“Bukankah biasanya juga kau tidak pernah mau datang diacara seperti ini?” tanya Luhan dingin. Aku bisa merasakan Kris menghela nafas disampingku

“Aku senang kau mengingatnya, Luhan Hyung”

“Tidakkah kau mendengar ucapanku? Jangan pernah menganggapku sebagai saudaramu lagi, Oh Sehun-ssi” desis Luhan

Aku memejamkan mata, tahu bahwa sebentar lagi Luhan akan meledakan emosinya. Lelah. Tapi aku tak peduli, yang kupedulikan hanya gadis itu, yang menolak bertemu pandang denganku

Kwon Yuri

“Luhan, Sehun sudahlah. Jangan bertengkar di dalam. Ingat, banyak tetua disini. Luhan kau sudah menjadi bangsawan Im, jagalah sikapmu untuk gelar itu” geram Kris mencekal tangan Luhan

“Dan ingatlah, Lu. Sehun adalah bangsawan yang kedudukannya sangat tinggi. Dia wajib menghadiri acara seperti ini” tambah Baekhyun

“Aku tid—“

“Kumohon hentikan”  lirihku

“Jangan bertengkar. Bukan karena disini ada tetua…tapi hentikan ini semua. Kalian….bisa membunuhku perlahan jika seperti ini”

“Jauh lebih baik jika kau cepat enyah dari dunia ini. Melihat wajahmu membuatku ingin muntah”

Deg

“YURI!”

Aku bisa merasakan tubuhku melemas mendengar perkataan yang terucap dari Yuri. Aku membeku tak dapat mempercayai pendengaranku

Yuri?

Sahabatku? Berharap aku cepat mati?

Tuhan, tolong jaga agar aku tetap menginjak karpet merah ini

“Apa? Aku memang jauh lebih mengharapkan wanita jalang itu cepat pergi. Jika saja ini bukan acara sacral, aku tidak akan sudi mendatanginya”

“Jaga bicaramu Yuri” geram Luhan mengeratkan lengannya di tubuhku yang nyaris ambruk

“Aku datang hanya sebagai pemberitahuan kepada seluruh tetua bahwa Sehun adalah pasanganku”  ucap Yuri menekan kata pasangan

Untuk kesekian kalinya hatiku kembali teriris ngilu.

“Yuri apa yang kau—“

“Sehun, besok temani aku berbelanja seharian. Dan buang saja undangan yang dikirimkan wanita itu. Aku tak tertarik menghadirinya, dan kau juga tidak akan menghadirinya” dengan itu Yuri berbalik dengan lugas dan meninggalkan kami yang mematung

“Siapa yang mengirimi mereka undangan? Aku tidak mer— Yoona!” geram Luhan

Pandanganku bersitatap dengan mata terluka Sehun, sedetik kemudian aku telah menyentak tubuh Luhan dan berlari menerobos kerumunan

-u-

Yuri POV

Aku bisa mendengar panggilan Yoona dibelakangku. Aku mempercepat jalanku menuju mobil Sehun

“Yuri”

Ketika tubuhku berbalik karena tarikannya, aku melihat wajahnya sudah dibasahi air mata. Dalam dasar hatiku, aku ingin memeluk tubuh itu, namun ego telah menguasai pikiranku

“Apalagi? Sudahlah aku ingin pulang” desisku

Yoona menggeleng geleng dan menggenggam tanganku erat, “Yul-ah kumohon maafkan aku. Aku mohon, maafkan aku. Yul kumohon”

“Jangan harap Im Yoona”

Isakannya semakin liar dan air matanya semakin deras, “Aku salah aku tahu…aku menyakitimu…tapi kumohon maafkan aku Yul, maafkan aku”

“Aku tidak akan pernah memaafkanmu Im Yoona! Kau penghianat, muka dua kau…kau….bajingan” geramku berusaha lepas dari genggamannya

“Aku tahu Yuri, aku tahu. Tapi kumohon dengarkan penjelasanku sebelum kau memutuskan akan memaafkanku atau tidak.

Hatiku terhenyak melihatnya bersimpuh dihadapanku. Dengan satu sentakan aku melepaskan genggamannya

“Waktumu setengah menit Im Yoona-ssi”

Yoona bergetar dan menarik nafas seraya memandangku yang bersedekap, sebuah senyum tipis terukir di wajahnya

“Aku…aku tahu aku adalah penghianat. Aku adalah sahabat paling jahat yang  pernah ada. Aku…aku bahkan tak pantas dianggap sebagai sahabatmu lagi Yuri-ah”

“27 detik”

“Yuri….kumohon anggaplah semua ini tidak terjadi. Kita kembali seperti dulu, aku…aku berjanji akan melakukan segala hal yang kau mau tapi…kumohon biarkan kita kembali seperti dulu”

“Dan melihat kau berkhianat dihadapanku??!!” teriakku

Yoona tersentak kaget dan menatapku bersalah, “Tidak..tidak aku bersumpah aku tidak akan pernah mencintainya lagi. Kumohon Yuri, maafkan aku”

“BOHONG!! KAU BERBOHONG IM YOONA!” bentakku meneteskan air mata

Hatiku bergetar, robek dan hancur menerima semua kenyataan yang kutahan dalam hati

“KAU….KAU ADALAH ORANG HIKS HIKS KARENA IM YOONA, KARNAMU AKU TAK DAPAT MERASAKAN CINTA YANG DULU DIBERIKAN PADAKU!!”

Yoona menggeleng geleng dengan isakan terus terdengar. Orang orang mulai menatap kami risih, dengan cepat kuhapus air mataku dan berbisik dingin padanya

“Aku merasakannya Im Yoona….hati Oh Sehun, bukan milikku lagi. Dan itu karena kau, pengzina!!”

Kemudian aku berbalik, hendak melangkahkan kaki menjauh dari wanita yang sangat kubenci dalam darahku. Sebelum tangan dingin itu kembali menahan tanganku lagi

“Apakah ini salahku? Salah Sehun? Apakah salah jika kami saling mencintai?” bisiknya sendu.

Amarah sekali lagi menguasaiku, membakar semua pikiran rasional di kepalaku, “MEREBUT SATU SATUNYA ORANG YANG DICINTAI SAHABATMU, APAKAH ITU KESALAHAN YOONA!!!!”

Dengan satu sentakan aku menarik lepas tanganku dan mendorongnya menjauh. Yoona terhuyung ke jalanan aspal, tak menyadari mobil yang melaju kencang kearahnya

BRAKK

Terlambat

-u-

Sehun POV

Tubuh Yoona melewatiku begitu saja. Tidak peduli bahwa aku berdiri disini, menatapnya dengan sudut mataku

Kami sudah benar benar berakhir

“Yoona yang mengirimnya Hyung” ucap Baekhyun

Luhan mengambil nafas, dia menatapku sejenak sebelum akhirnya berlari mengejar Yoona yang kuyakini mengejar Yuri

Tatapan mata Luhan tadi….sangat menyakitkan

Aku menggeleng, tidak percaya bahwa Luhan benar benar serius dengan ucapannya. Hanya melihat tatatapnya, aku tahu bahwa dia tidak akan merubah keputusannya, bahkan jika kedua orangtuanya bersimpuh dihadapannya

“Kejar Luhan”

Aku mendongak, menatap Baekhyun yang memasang wajah datar.

“Selesaikan masalah kalian. Yoona sudah berani bertindak, sekarang giliran kau” ucapnya lagi. Aku menatap Baekhyun, Jessica, Chanyeol, Kris, Taeyeon dan Sooyoung yang terlihat khawatir

Namun hanya Jessica, yang menatapku dalam. Penuh makna dan semangat yang tersembunyi

Secercah semangat menghampiriku melihat tatapannya. Kutegakan  tubuhku dan berlari menyongsong Luhan

-u-

Aku menatap Luhan yang berdiri diam di pinggir jalan. Matanya mengikuti Yoona dan Yuri yang terlihat sedang berbicara beberapa meter dari tempatku berdiri

Aku menghela nafas. Ini bukan saatnya menolong Yoona, meskipun aku sangat ingin. Aku…akan menyelesaikan masalahku dengan Luhan, barulah aku akan menyelesaikan masalah Yoona

Aku menarik tangan Luhan dan bersimpuh dihadapannya. Aku bisa merasakan betapa kagetnya dia, seorang Oh Sehun yang terkenal dingin, bersimpuh dihadapannya

“Maafkan aku, hyung. Aku mohon maafkan aku”

Luhan diam, tidak bergeming sama sekali

“Aku salah. Aku telah berkhianat dan mencintainya dibelakangmu. Aku merasa sangat hina saat ini, hyung. Melihat kau menjauhiku dan menatapku seperti barang tidak berguna….”

“….Aku pantas merasakannya, aku salah, amat sangat salah. Because I’m human, you ever said, when we are young, we always misktaken. Sama denganku hyung”

“Luhan hyung….maafkaan aku, aku tahu bosan mendengarnya tapi…aku tidak akan berhenti hingga kau memaafkanku”

Luhan menarik tangannya lepas dari genggamanku dan…

BUG

Aku merasakan sudut bibirku sobek karena ulahnya

“Aku memang pernah berkata seperti itu Oh Sehun. Tapi seharusnya kau berfikir kesalahan apa yang telah kau perbuat!!” bentaknya

Dia menarikku bangkit dan kembali meninju wajahku,” Apa kau tahu betapa sakitnya aku? Melihat kau berkhianat padaku? Melihat kau merebut gadisku diam diam!?”

Aku membiarkan Luhan meninjuku hingga babak belur.

Setiap pukulan yang dilemparkannya adalah patas bagiku. Aku…adalah orang yang sangat jahat dan tidak berikemanusian

Semua yang dikatakan Luhan benar.

“Aku…aku akan memaafkanmu. Tapi….sampai aku bisa memiliki hati Yoona sepenuhnya!!” bentaknya dan sekali lagi meninjuku hingga aku tersugkur di tanah

Aku mencoba mengangkat tubuhku yang terasa sangat sakit. Tak sengaja telingaku mendengar teriakan Yuri yang menggema

“MEREBUT SATU SATUNYA ORANG YANG DICINTAI SAHABATMU, APAKAH ITU KESALAHAN YOONA!!!!”

Kemudian Yuri menarik lepas tangannya, mendorong tubuh Yoona yang langsung terhuyung masuk ke badan jalan

Mataku seketika melebar, melihat sebuah mobil melaju beberapa centimeter dari tempat gadisku.

Jantungku berhenti berdetak, bersamaan dengan cahaya putih yang memenuhi mataku

“YOOONAAAAA!!!!!” lengkingan Baekhyun adalah hal terakhir yang kuingat sebelum aku kehilangan seluruh rasa sakitku dan berlari mencapai tubuh yang terlempar beberapa meter dari sebelumnya

-u-

Normal POV

Sehun seperti orang kesetanan. Dia mendorong tubuh setiap orang yang melewatinya dan menatap tanpa kedip gadis yang tinggal berjarak beberapa meter saja darinya

Dibelakangnya Luhan dan Baekhyun kurang lebih sama. Mereka berteriak panic dan mengikuti Sehun yang berlari seperti orang gila

Ketika Sehun mencapai Yoona, jas putih yang dikenakannya segera berubah menjadi merah. Dia menepuk nepuk pipi gadis yang sedang direngkuhnya itu, berharap mata itu akan terbuka untuknya. Ketika dia merasakan napas gadis itu melemah dalam genggamannya, Sehun tidak membutuhkan banyak waktu lagi

Bagi Sehun, dia tidak merasakan apapun ketika dia dengan cepat mengangkat tubuh gadisnya dan kembali menerobos kerumunan, berteriak panic kepada Baekhyun yang nyaris mencapainya

“RUMAH SAKIT BAEK!!! DIA HARUS SEGERA DIBAWA SECEPATNYA”

Baekhyun yang tidak kalah panic dengan Sehun segera memutar arah dan berlari melebihi kecepatan Sehun ke mobilnya, dibelakangnya Luhan mengikuti dengan kepanikan mengalir diseluruh tubuhnya

Luhan membukakan pintu belakang ketika mobil silver Baekhyun berdecit mengerikan di jalan, dan bersamaan dengan itu Sehun meletakan tubuh Yoona dengan perlahan sebelum akhirnya menarik Baekhyun keluar dari kemudinya

“DIBELAKANG. KITA HARUS CEPAT!” teriaknya dan tanpa melihat apakah Baekhyun sudah masuk atau belum dan langsung mengemudi dengan kecepatan tinggi

“Sehun-ah kita memang harus cepat tapi tetaplah perhatikan jalan. Jangan sampai terjadi kecelakaan dan mungkin kita akan kehilangan Yoona dan nyawa kita!”

Sehun, Luhan dan Baekhyun tidak tahu sejak kapan Taeyeon berada di mobil itu. Baekhyun bahkan tidak tahu kapan Taeyeon masuk ke mobilnya, tapi dia tidak peduli. Begitupula dengan dua lainnya

Sementara itu, Luhan tengah mencoba memberikan nafas buatan pada Yoona. Tangannya menggenggam tangan Yoona yang dingin dan tak membalasnya

“Hentikan pendarahannya cepat dan Luhan tetaplah berikan nafas untuknya” jerit Taeyeon menarik tisu di dashboard dan menekannya di samping kanan kepala Yoona

Sehun menangkap apa yang dilakukan mereka terhadap Yoona. Dia melihat Luhan yang memberikan nafas buatan terus menerus dan Baekhyun yang merobek paksa kemeja dibalik tuksedonya, melilitkannya disekitar kepala Yoona

Butuh waktu sepuluh menit untuk mencapai Seoul International Hospital dengan kecepatan lebih dari 140km/jam

Sehun segera memarkirkan mobilnya asal asalan dan membuka pintu dengan paksa, menarik tubuh Yoona yang sedang dicoba dikeluarkan oleh Baekhyun

Dia tidak mendengar apapun atau merasakan apapun ketika dia mendorong kasur Yoona. Yang dia rasakan hanyalah dentuman lemah jantung Yoona yang menghilangkan semua jenis pancaindranya

-u-

Sehun menyenderkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Setelah Suho—seorang dokter bangsawan— masuk ke ruang operasi, barulah dia mulai kembali merasakan nafasnya

Sedikit

Setidaknya dia tahu, wanita yang dicintainya berada dalam penanganan yang tepat. Dia menutup matanya, mengistirahtkan sejenak nafasnya yang memburu

Ketika dia mulai bisa merasakan panca indranya, dia ingat bahwa dia tidak sendiri. Lalu, dia menatap bayangan Baekhyun yang terduduk tersengal sengal di kursi, sedangkan Luhan yang tengah bersandar—sepertinya—seraya bersedekap menatap langit langit

Sehun menggenggam dadanya, mencoba menangkan detak jantungnya yang menggila. Dipejamkan kembali matanya, membiarkan semua kenangan manis yang hanya sesaat itu meredam kepanikannya

Drap drap drap

Sehun, Luhan dan Baekhyun menoleh setelah terdengar suara berisik mengusik tenangnya lorong itu. Mereka mendapati Taeyeon menuntun dengan terburu buru Kris, Chanyeol, Sooyoung, Jessica dan….

Mata tiga orang lelaki itu menajam melihat seorang yang dengan gemetar mengikuti tarikan Jessica. Matanya mengeluarkan air mata dan tubuhnya lemas seperti tiupan angin

“Bagaimana keadaan Yoona? Dimana dia? Dia baik baik saja kan? Yoona masih bersama kita kan?” tanya Jessica panic dan menoleh cepat menatap tiga lelaki dihadapannya bergantian

Mendengar pertanyaan Jessica, amarah Sehun bangkit, dengan cepat dia menerjang tubuh Yuri yang tak jauh darinya, menghempasnya ke kerasnya dinding rumah sakit

“Jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padanya Kwon Yuri, ucapkan selamat tinggal kepada nyawamu” desisnya dingin

Chanyeol dan Kris segera bertindak, mereka menarik Sehun menjauh dan mendudukan pria itu di kursi tunggu

“Aku tidak bercanda. Jika sampai itu terjadi, percayalah,bahkan saat seluruh kehidupan telah hilang dari dunia, aku tidak akan pernah tenang sampai aku membunuhmu dengan tanganku”

Air mata Yuri semakin deras mengalir. Dia menggigit bibir menahan isakan dan memeluk tubuhnya sendiri karena dinginnya ancaman Sehun

Dia tahu Sehun tidak bercanda

Wajah tanpa ekspresi dan tatapannya yang datar adalah ancaman kematian yang nyata

“Sehun! Jangan sepert—“

“Bukan hanya Sehun, Taeng. Aku tidak akan pernah memaafkan Yuri jika sesuatu terjadi pada sepupuku. Dan aku akan mendukung setiap gerakan yang akan menghancurkan kehidupannya, sampai aku mati”

Taeyeon bungkam mendengar ucapan Baekhyun. Selama dia mengenal Baekhyun, tak pernah sekalinya dia mendengar kalimat yang jauh lebih dingin dan mengancam selain itu.

Jessica menatap Luhan, yang terlihat marah namun jauh lebih bisa mengendalikan diri dibandingkan dua lainnya. Diikutinya pandangan Luhan yang jatuh pada sosok Sehun yang terpejam, dan bergumam lirih hingga tidak ada siapapun yang mendengarnya

Keheningan yang kedua bertahan jauh lebih lama setelah yang lain datang. Jessica bersandar pada Kris yang memeluknya dari belakang. Sooyoung menyenderkan kepalanya di bahu Chanyeol, Taeyeon  menggenggam tangan Baekhyun sedangkan Yuri sudah terduduk, menangis dalam diam di lantai

“Baekhyun!” seru seseorang

Mereka menoleh dan mendapati Nyonya besar Im dan orangtua Luhan berlari panic menuju mereka. Baekhyun menghela nafas dan bangkit, dan segera mendapat serangan panic ibunda Yoona

“Bagaimana keadaannya? Apa yang terjadi? Kami terjebak macet. Baekhyun, Yoona tidak apa kan? Dia ma—“

“Yoona  sedang ditangani Suho, ahjumaa” potong Baekhyun

“Ahjumma, tarik nafas dan jangan panic oke” tambahnya. Nyonya Im menarik nafasnya beberapa kali dan mulai tenang, dia kemudian mengedarkan pandangan ke sekelilingnya

“Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa putra tuan Oh itu babak belur? Baekhyun jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada putriku”

Semua menatap Sehun dan baru menyadari bahwa tubuh pria pucat itu babak belur. Jessica yang pertama kali bertindak, dia segera melepas paksa tuksedo yang masih melekat ditubuh Kris

“Sehun-ah, bajumu terkena banyak sekali darah. Pakailah ini” pinta Jessica menyodorkan jas Kris

Sehun menggeleng dan menatap tubuhnya sendiri. Memang benar, saat ini tuksedo putihnya sudah berwarna merah, telapak tangannya pun merah oleh darah

“Wajahmu pucat Sehun, turuti perkataan Jessica. Apalagi wajahmu penuh memar seperti itu” sahut Sooyoung

Ketika gadis itu mengatakannya, baru Sehun merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya. Dia meringis ketika gelombang vertigo menghantam kepalanya

“Tidak usah Jess, biarkan saja” lirih Sehun memijat keningnya.

Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, menampilkan Suho yang melangkah gontai. Seketika semua bangkit dan mengerubungi dokter muda itu

“Bagaimana Suho?”

Suho menatap Sehun, Baekhyun dan Luhan bergantian. Kemudian dia membuka maskernya dan menatap mereka muram

“Dia kehilangan hampir 40% darahnya. Persedian darah B kami tidak mencukupi banyaknya darah itu. Dia butuh donor secepatnya atau aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi”

Semua mata menatap Nyonya Im yang tertunduk lemas, “Aku…aku A. Yoona…dia mengambil darah suamiku, golongan darah kami berbeda”

“Golongan darahku O. Ambil darahku sebanyak kau membutuhkannya, Suho. Selamatkan dia”

-u-

Luhan POV

Aku menatap pintu ruang operasi yang kembali tertutup. Kembali menyalahkan diriku yang tak bisa menyelamatkan gadis yang kucintai

Kenapa harus Sehun?

Pertanyaan itu tak henti hentinya terputar dikepalaku. Kenapa harus Sehun yang terlihat paling mengkhawatirkan Yoona? Kenapa harus Sehun yang membawa Yoona secepat yang dia bisa? Mengapa harus Sehun yang memberikan darahnya?

Aku kembali menghela nafas. Meskipun ada Jessica, dan Baekhyun, aku merasa bahwa Sehun lah yang akan paling banyak memberikan darahnya

“Ahjumma”

Aku memfokuskan pandangan pada Yuri yang duduk takut takut dilantai. Dia menarik nafasnya berkali kali dan menunduk saat berbicara pada Nyonya Im

“Aku…aku…..aku tidak sengaja mendorongnya saat kami bertengkar dan….hiks….hiks ada mobil hiks dan dia…Yoona…dia hiks”

Kuperhatikan perubahan ekspresi Nyonya Im. Pada awalnya dia terlihat terkejut, marah dan menjadi ekspresi dingin yang kusadari persis dengan Yoona

“Maafkan aku hiks…aku tahu hiks kau pasti membenciku hiks”

Nyonya Im memejamkan matanya dan menarik nafas berkali kali dan ketika dia membuka mata, aku mendapati amarahnya menjadi dingin dan sendu

Ketika dia memeluk Yuri dan berkata semua akan baik baik saja, aku baru menyadari darimana sifat lembut yang ada di diri Yoona

“Luhan…” tatapan Yuri terlihat mengiba ngiba padaku, aku memejamkan mata dan kembali menatap langit langit

“Aku tidak tahu Yuri. Aku sedang memikirkan apakah aku akan membunuhmu atau menghacurkan hidupmu seperti yang Sehun dan Baekhyun lakukan”

“Luhan!”

“Jangan membantahku, Eomma”

Tepat saat itu, Jessica keluar seraya memapah Sehun dibantu dengan Baekhyun. Aku menegakan diriku, ketika gadis itu mendudukan Sehun yang amat sangat pucat

“Chanyeol, belikan Sehun roti, susu dan buah. Anak bodoh ini memaksakan diri dengan menyumbangkan 2 setengah kantong darah” perintah Jessica. Chanyeol menurut dan langsung berlari mencari pesanan Jessica

Taeyeon yang kudengar adalah seorang perawat langsung menghampiri Sehun dan meraih pergelangan tangan nya

“Sehun, kenapa kau memaksakan diri? Kau parah sekali. Sekarang tegapkan tubuhmu dan luruskan lehermu. Itu akan sedikit membantu”

Sehun menurut, dia perlahan menyenderkan kepalanya di dinding dan memejamkan matanya. Taeyeon menghela nafas dan berbalik menatap Baekhyun

“Kenapa kau membiarkannya? Yang ada dia yang akan mati kehabisan darah, bodoh” omelnya

“Jika dengan itu dia bisa selamat Taeng. Aku akan memberikannya secara sukarela” bisik Sehun

“Sehuna” ucap Eomma mendekati Sehun dan mengusap kening nya yang berkeringat

“Jangan berbicara Oh Sehun. Sekarang tunggu disini, aku akan meminta infuse untukmu. Jangan membantah” perintah Taeyeon dan berlari kecil menjauhi ruangan

Aku kembali menatap Sehun yang pucat dan terlihat lemas. Dan lagi aku kembali merasa ditelanjangi olehnya

Ketulusan cinta Sehun membuatku merasa tidak berguna

-u-

Normal POV

Butuh lebih dari 3 jam untuk membuat lampu yang menandakan sedang ada operasi itu padam. Ketika pintu terbuka tampaklah wajah Suho yang terlihat sangat lelah

“Dia baik baik saja. Operasinya berhasil” katanya kepada sekumpulan orang yang megerubunginya. Seketika helaan nafas lega terdengar, bahkan Sehun pun merasa dia bisa kembali berjalan tanpa dibantu infuse atau teman

Ruang operasi terbuka lagi dan kali ini, tampak Yoona yang kepalanya diperban dan dipasangi alat alat aneh dibawa keluar dari ruangan

“Tapi…..kondisinya masih membahayakan”

Suho menangkap perubahan ekspresi dari orang orang itu. Kemudian dia menatap Baekhyun dan Sehun

“Baekhyun, Sehun, ikut keruanganku. Aku tak bisa berbicara disini”

-u-

Sehun POV

Aku menutup pintu dengan perlahan. Hal yang pertama kali kutemukan adalah Yuri yang langsung menoleh dari sofa, dengan dingin aku mengabaikannya dan menghampiri yang lainnya

“Baekhyun-ah, bagaimana kondisi Yoona?” tanya Im Ahjumma sedih dan mengenggam tangan putri sematawayangnya

Baekhyun menatapku menunggu jawaban. Aku hanya mampu tersenyum tipis, “Beritahu saja. Cepat atau lambat mereka harus tahu”

“Baiklah” Baekhyun mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan, “Kita beruntung Sehun langsung membawanya tanpa menunggu ambulans”

“Kenapa?” tanya Sooyoung

“Jika kita terlambat 15 menit saja, kita mungkin sudah kehilangan Yoona untuk selamanya”

“Jangan berbelit belit Baekhyun. Langsung ke intinya” desis Luhan

“Benturan di kepalanya sangatlah keras, hingga dia mengalami geger  otak berat dan pendarahan tempurung kepala. Tubuh bagian kiri hampir sepenuhnya mengalami keretakan tulang, 2  tulang rusuk kanannya patah, tulang panggulnya juga mengalami keretakan dan memar hampir diseluruh tubuhnya”

Ketika Baekhyun mengatakannya seluruh ruangan yang tadinya diam pecah oleh isakan. Bahkan aku melihat, Jessica yang biasanya selalu dingin dan jarang terlihat menangis menitikan air mata dipelukan Kris

“Sehun…aku tidak sanggup lagi mengatakannya. Ini terlalu menyakitkan” kata Baekhyun memandangku memohon

Aku hanya bisa menghela nafas dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.  Memberikan Yuri tatapan terdingin yang kupunya sebelum menutup pintu dengan keras

“Butuh banyak waktu baginya untuk menyembuhkan seluruh luka ditubuhnya. Aku tak bisa mempirkirakan sampai kapan. Dengan berat hati aku harus mengatakan, bangsawan Im berada dalam kondisi koma”

Kenapa? Kenapa harus Yoona? Kenapa harus dia yang mengalami hal ini?

Kudukan tubuhku di sofa dan menatap infuse yang sedari tadi disuntikan di tubuhku

Banyak darah yang telah kuberikan mungkin tidak sebanding dengan banyaknya rasa sakit yang kau alami

 “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kepalanya setelah dia sadar nanti, Baek-ah. Benturan itu benar benar sangat keras, aku takut itu akan merusak sarafnya”

“Jangan berbelit belit bangsawan Kim!”

“Saat Yoona-ssi tersadar nanti, besar kemungkinan dia mengalami amnesia. Baik itu sementara ataupun untuk selamanya”

Bolehkah aku berharap bahwa kau tidak akan melupakan ku? Aku tidak peduli jika kau melupakan semua teman temanmu ataupun keluargamu ataupun Luhan. Tapi kumohon jangan lupakan aku

“Aku sudah dengar dari Baekhyun tentang kondisi Yoona” aku menoleh dan melihat Jessica bersandar pada dinding rumah sakit

“Baguslah” kataku tersenyum muram

Jessica menatapku dalam sebelum mendudukan dirinya di kursi disampingku, “Menangislah”

“Apa?”

“Jangan bersikap bahwa tidak ada yang terjadi saat kau adalah orang yang paling panic diantara kita”

“Aku tak mengerti”

“Aku memintamu menangis Oh Sehun. Bukan sebagai tanda bahwa kau lemah tapi….agar kau tahu bahwa kau tak sendiri merasakan ketakutan itu”

Suara lembut Jessica menggetarkan hatiku. Seketika aku merasakan dinding pertahananku hancur dengan lembut suaranya

Kupejamkan mata, membiarkan air mata pertama sejak aku mengangkat tubuh Yoona dari jalan itu mengalir bebas

“Sakit Jess. Melihatnya seperti ini, ini….adalah hadiah natal terburuk yang pernah kuterima”

Kemudian isakanku teredam oleh rengkuhan hangat Jessica

-u-

Yuri POV

Aku menatap melalui kaca kamar nomer 408. Menatap sosok pria yang tertidur di ranjang rumah sakit dengan infuse di tangannya. Aku memejamkan mata sejenak dan memnyentuh gagang putih itu ragu ragu.

Wangi khas rumah sakit menyerbak masuk begitu aku membuka pintu. Lagi lagi kusingkirkan semua keraguanku dan berjalan pelan ke ranjang

Aku tersenyum tipis dan menatap wajah tampan itu kesekian kalinya. Dan seperti sebelumnya, aku selalu mengagumi bagaimana alis itu membingkai tegas mata sipitnya. Bagaimana bibir tipis itu membentuk garis lurus dan bagaimana hidungnya mencuat sempurna

“Kau pasti membenciku bukan Sehunnie? Aku….aku yang telah membuat nya menjadi seperti sekarang? Aku yang merenggut senyuman nya?”

“Sehunnie….aku…aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat aku mendorongnya. Aku…benar benar tidak sengaja, aku..tidak berpikir bahwa dia akan terhuyung dan terlempar bersamaan”

“Bencilah aku, karena percayalah aku juga membenci diriku sendiri sama banyaknya kalian membenciku”

“Sehunnie….ketika aku melihat matamu saat itu. Aku merasa tertampar keras keras. Ketika melihat kau dengan gigih membawanya kesini aku merasa menjadi manusia paling bodoh dan ketika melihat mu sekarang aku merasa menjadi manusia paling jahat didunia”

“Sehunnie sekarang aku bisa mempercayai, seberapa banyak kau mencintainya”

“Melihatmu sekarang ini membuatku sesak. Diam diam aku bertanya bagaimana jika yang terbaring disana adalah aku? Akankah kau melakukan sikap yang sama padaku?”

“Ahh aku terlalu bermimpi. Kau dulu memang mencintaiku, tapi kurasa kau sudah benar benar masuk kedalam jerat pesona Im Yoona. Sekarang aku baru menyadari jika yang menjadi cinta sejatimu adalah dirinya, bukan aku” aku tertawa hambar dan mengusap air mataku

Isakan yang coba kuredam akhirnya bebas sudah. Akhirnya, karena aku tidak mau membangunkan tiga pria disana, aku memutuskan untuk keluar ruangan

Maafkan aku, Sehun

-u-

Satu satunya suara yang terdengar di ruangan sunyi ini hanyalah bunyi kardiograf yang terdengar menakutkan. Aku memandangi penuh minat bagaimana garis garis itu naik dan turun tidak teratur

Aku mengalihkan pandangan, pada wajah damai seorang wanita muda yang memakai berbagai alat aneh ditubuhnya

Tanganku yang gemetar menyusuri perlahan wajah wanita itu yang lebam karena benturan, merasakan tekstur halus wajah sang dewi. Terus bergerak hingga sampai di jari jari lentiknya

Air mataku kembali jatuh merasakan dinginnya tangan itu. Merasakan bahwa tangan itu tak sedang menggenggamku. Kugerakan tanganku, menggenggam tangan pucatnya yang lemah

Baru sekarang kusadari betapa menderitanya Yoona

Kapan terakhir kali aku menggenggam tanganmu Yoong? Kenapa sekarang rasanya tanganmu bagai kayu rapuh yang berhati hati kusentuh?

Kembali kupandangi kardiograf itu. Dan hanya senyum miris yang tercipta saat aku melihat detaknya yang teratur, seolah tidak ada tekanan yang menyentuh tangannya

Koma

Wanita ini. Yang biasanya selalu bersemangat didekatku. Yang selalu cerewet saat aku melakukan hal hal yang tidak disukainya. Yang selalu dengan sabar mendengarkan segala keluh kesahku tentang Sehun. Yang selalu memberiku semangat saat kami bertengkar.

Yang menghiburku, yang menepuk nepuk pundakku, yang merangkulku

Kini diam. Pucat bagai mayat. Diam bagai batu

Yoona-ku tidak lagi tersenyum. Yoonaku tidak lagi tertawa dengan alligator laughnya. Yoona-ku tidak lagi melakukan aegyo dengan mata cantiknya

Diam sekarang diam. Tak merespon rangsangan ataupun sentuhan. Wajahnya damai dalam tidur panjangnya

“Maafkan aku, Yoona” bisikku merapikan selimutnya

Kubuang pandanganku pada salju yang berguguran di luar. Memutar semua kenanganku dengannya

Teng Teng

Bunyi lonceng rumah sakit menggema kasar ditelingaku. Aku memejamkan mata, menangkup kedua tanganku dan berdoa didetik pertama pukul 12

Tuhan,hanya satu keinginanku. Tolong sembuhkan dia.

Kemudian aku bangkit, mendekatkan diri kepada telinga Yoona. Membiarkan pipinya dijatuhi air mataku

“Merry Christmas, Yoona”

-u-

4 January, Seoul International Hospital, Yoona Room

Normal POV

Sehun mentup pintu perlahan dan melonggarkan dasinya. Dia kembali menghela nafas melihat tidak ada yang berubah dari terakhir kali dia kesini

Gadisnya tetap tertidur. Tenang dan damai,seolah menikmati tidur panjangnya

Didudukannya tubuhnya di kursi samping ranjang. Kemudian dipandangi wajah itu. Memuaskan semua rasa kerinduannya

Jika saja Nyonya Im tidak memeluknya dan memohon agar dia tetap kembali pada pekerjaannya, dia tidak akan merindukan dia seperti ini

Sudah 4 hari ini, dia terpaksa meninggalkan gadis itu demi pekerjaannya. Meskipun akhirnya dia melakukannya, dia tidak memiliki pikiran jernih saat menjalaninya

“Yoona….”

Kardiograf itu tetap sama seperti sebelumnya. Berdetak dalam tempo teratur

Tangan pucatnya menyusuri wajah Yoona. Membiarkan jari jarinya melepas rindu dengan lembutnya wajah gadis itu.

Ketika Sehun menggenggam tangan pucat Yoona, dia merasa bahwa dunia tengah mempermainkannya

“Deer…” panggilnya lagi

“Ini aku, sayang. Kenapa kau tidak menyambutku pulang?” bisiknya

Air matanya kembali jatuh. Melihat tidak ada respon sama sekali atas perkataannya

“Kenapa kau tidur terus menerus? Sudah seminggu kau seperti ini. Memangnya kau tidak bosan terus berbaring?”

“Yoona….kau bahkan melewatkan natal. Bangunlah sayang, aku akan mengajakmu melihat indahnya mistelote”

“Yoona…aku merindukanmu, bangunlah. Kita akan membuat boneka salju dan bermain perang salju”

Isakan terucap dari bibir Sehun. Hatinya terasa sakit, melihat orang yang sangat dicintainya terbaring diam seperti ini

“Kau tahu? Kau melewatkan kembang api tahun baru. Ayolah Yoong, bangun. Tidak apa terlambat, tapi kita akan melakukan semua kecerian natal dan tahun bersama”

“Memakan daging panggang, menari mengelilingi api unggun, membakar jagung seraya bercerita. Semua telah menunggu diluar Yoona. Bangunlah, kumohon”

Ketika Sehun sudah tak sanggup lagi, dia membiarkan air matanya mengalir deras, membasahi dinginnya tangan Yoona

-u-

Sehun tak menyadarinya, bahwa seorang gadis muda berkulit tan tengah memandangnya dengan mata telah meneteskan air mata

Yuri menyaksikan semuanya, melihat bagaimana Sehun menjadi pria lemah karena Yoona. Melihat pria yang tidak pernah menangis selama bersamanya itu terisak

Yuri berjalan mundur hingga dia sampai di lorong rumah sakit. Dia sempat melihat Baekhyun yang menyender pada dinding dengan jas lengkap. Tatapan mata pria bermarga byun itu terlihat sedih dan kosong

Kemudian Yuri berlari, meninggalkan semua kesakitannya, kehancurannya dan keputusasaannya dari tempat itu

-u-

Luhan POV

Aku mengelap(?) tangan Yoona dengan handuk basah. Mengusapnya perlahan. Disampingku, Jessica diam seraya memegang(?) baskom air

“Aku kasihan melihat Im Ahjumma” ucapnya melihat ibunda Yoona yang tertidur di sofa

“Hmm?”

“Tidakkah kau mengerti perasaannya , Lu? Dia sudah kehilangan suaminya, dan melihat Yoona yang seperti ini membuatnya kembali takut untuk kehilangan kedua kalinya”

Gerakan tanganku yang sedang memandikan Yoona terhenti. Kupandangi Jessica yang tak mengalahkan pandangan dari langit siang bulan Januari

“Yoona akan baik baik saja Jess. Dia kuat ingat” kataku tersenyum dan kembali mengusap bagian bagian tubuhnya (kecuali badannya tentu saja, Jessica yang akan melakukannya)

“Tidak. Kau bodoh jika mengatakan Yoona adalah orang yang kuat. Dia lemah, Lu. Amat sangat lemah” sanggahnya

“Dia sedang koma Jess. Tentu saja dia lemah” mengabaikan hatiku yang berdenyut ngilu mengatakannya, aku memaksakan diri tersenyum

“Kau tahu maksudku” hanya itu yang dijawabnya tapi mampu membuatku menghela nafas

“Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?”

Jessica tersenyum sedih menatapku, “Aku mengenalnya karena kami berada di kampus yang sama dan jurusan yang sama pula. Kami sering berada di kelas yang sama namun hubungan kami tidak terlalu dekat”

“Dari semasa kuliah, dia adalah orang yang jarang bergaul dan tersenyum. Dia biasanya akan duduk diam sambil mendengarkan music di kantin atau di perpustakaan. Tidak mencolok dn menarik diri dari pergaulan—meskipun aku begitu”

“Pada semester pertama banyak teman kami yang memutuskan untuk menyewa apartemen sendiri. Dan akupun begitu, kebetulan aku menyukai sebuah apartemen yang sama dengan Yoona. Untuk itulah aku memutuskan untuk menempati apartemen itu bersama”

“Dari waktu ke waktu, hubunganku dengan Yoona menjadi sangat dekat. Dan ketika mendengar ceritanya, ketika dia sedikit sedikit memperbolehkanku masuk kedalam hidupnya, aku mengetahui betapa lemahnya dia”

“Luhan, sosok kuat yang selama ini kau lihat bukanlah Yoona yang sebenarnya. Yoona yang sebenarnya adalah sosok yang lemah dan mudah menangis.  Dingin, tegas, expressionless yang biasa kita lihat adalah topeng yang sudah lihai dia mainkan”

“Dia dididik bertahun tahun untuk menjadi pribadi yang berbeda dihadapan banyak orang, menjadi sempurna dalam setiap tingkah laku membuatnya menjadi seseorang yang tertutup. Aku dibesarkan dengan cara yang sama, Lu. Tidak sulit bagiku untuk mencoba mencari celah dari tembok yang dibangunnya.”

“Kenapa kau menceritakannya padaku?” tanyaku membersihkan lipatan tangan Yoona

“Karena aku ingin kau tahu bahwa Yoona tidak seperti yang kau pikirkan. Jika bukan sekarang, maka akan tiba waktu saat Nyonya Im akan kehilangan putrinya juga” katanya

“Jessica!”

“Kehilangan disini bukan konteks yang kau pikirkan Xi Luhan. Jika kau terus terusan memaksanya seperti ini, maka Yoona akan menemui kehancurannya! Kau akan menemui Yoona yang jauh lebih dingin dan menyebalkan dari sekarang”

“Siapa yang memaksanya!” seruku dengan nada tinggi

“Memaksanya menikah denganmu akan menyakitinya. Kau mungkin memiliki tubuhnya, hartanya, namanya, tapi kau tidak akan pernah memiliki hatinya!” jawab Jessica

“Yoona mencintaiku Jessica Jung” sahutku dingin

“Apa gunanya seluruh waktu yang kau berikan padanya jika pada akhirnya kau tidak pernah mencoba memahaminya! Kau mungkin bukan aku ataupun yang lainnya yang bisa mengerti perasaannya, tapi kau banyak waktu dengannya” jeritnya

“Apa yang tidak kuketahui tentangnya Jung Sooyeon? Aku bahkan mengetahui bahwa dia mencintai sepupuku!”

“Kau tahu dan kau masih bersikap seperti ini? Kau bodoh Xi Luhan. Kau mungkin bahagia bersamanya, tapi tidak dengannya! Lepaskan Yoona, Luhan. Dia tidak mencintaimu!”

“Dia mencintaiku. Sudah kubilang berapa kali padamu!” seruku tidak terima

“Kau bodoh. Kau benar benar bodoh! Lihat matanya! Lihat siapa yang sesungguhnya dia cintai!”

“Lelaki itu bukan Sehun! Kutegaskan itu, Jessica Jung. Cintanya pada Sehun hanyalah sesaat, saat aku menikah setelah dia sadar nanti, maka aku akan buktikan padamu, bahwa aku adalah cinta sejatinya”

Jessica memejamkan mata dan menatapku yang sudah menyelesaikan kegiatanku. Tatapan matanya datar dan sedih bersamaan

“Aku selesai. Sekarang bagianmu” sahutku, meletakan handuk basah itu dibaskom yang digenggamnya

Ketika aku sudah hendak mencapai pintu, suara Jessica yang paling dingin yang pernah kudengar menggema

“Jika seperti itu, maka kau akan menuntun wanita yang kau cintai menuju kehancurannya. Pikirkan perkataanku”

Aku mengabaikannya dan membuka pintu, membantingnya keras keras

TBC

Akhirnya ini chapter kelar juga hahahha

Bagaimana? Aku terlalu maksain ya? Maaf ya, aku lagi keabisan ide tapi aku pengen cepet cepet(?) selesai. Aku gamau ngutang ff. bikin tidur gatenang(?)

Maaf jika ada yang ga ngefeel. Aku ngepot lagi biasa wkwkkw. Tugas tugasku udah kaya bapet semua -_- jadi jiwa(?) melankolis ku dicuri(?)

Sesuai janjiku kemarin, chapter ini aku protect hahhaha. Maaf ya J kalo yang udah dapet pass jangan disebarin bisa kan? Hargailah aku. Dan sesuai janjiku juga, chapter ini bakal jadi chapter terakhir yang aku protect.

Tapi ini kan Chapter klimaks. Gabaca yang ini gabakal ngerti jalan ceritanya wohohoho *ketawa jahat

Jadi karena aku terburu buru sepertinya ini saja bacotanku. Maaf jika aku songong(?) dengan di protect. Aku lagi bête(?) makanya jadi ngebetein(?) juga wwkwkkw

Chapter depan insyaallah udah end *bersorak* seneng jadi gapunya beban(?)

Oke see you ya J

99 thoughts on “Heart Attack Chapter 18

  1. Luhan egoisnya gax ketulungan… yuri juga sampai ngedorong yoona gtu. Meskipun gax sengaja tapi dia berharap.yoona cepet mati kan..

    Bner bner hurt attack deh

  2. Luhan sm Yuri pasti sakit hati banget itu. Smp” mereka jadi egoisnya minta ampun. Keliatan jahat banget sih tp kan jahatnya ada sebabnya juga. Konfliknya keren banget. Rumit banget smp” bikin mereka sakit hati, saling benci dan egois.

  3. sebelumnya maaf thor! aku bacanya pas proteksix sudah dibuka, agak gimana! Gitu. tapi aku komen kok tiap chapx iya kan? (meskipun komenanku pendek.he)

  4. sehun bener2 tuluss. huaaa 😂😂. aku terharu banget
    tapi aku juga keseeelll bgt sama luhan, dia sadar ngga sih ! woy luhan , buka mata lebar2 nak -,-
    aku jd baper2 gini kaaan hahaha.
    bagus thor 😊

  5. Noh, penyesalan dimana-mana. Eh tapi aku heran, itu si Luhan kenapa masih nekat banget pengen sama Yoona? Oke, aku nggak tau disini siapa yang egois -,- rumit banget sumpah. Keren banget thor, aku bacanya penuh emosi. Kaya dongkol, sedih, greget, kesel, dkk lah. pokoknya daebak, ditambah bahasanya yang semakin kesini semakin bagus pula. Daebak deh..

  6. Yoona kasian,, jangan sampe amnesia. Gmna klo’ dia amnesia lupa dengan luhan? sehun? yuri? omoo jangan deh. Oiya luhan disitu egois banget uu, masih yakin klo’ yoona mencintainya, apa itu betul? next^

  7. akan slalu ada hikmat di balik suatu kejadian, kyknya kecelakaan Yoong udah bisa buat Yuri sadar kalo YoonHun tu gak bisa dipisahin,. Tinggal Luhan ni yg blm nyadar jg…

  8. Aaaaaa sedih bgt sama yuri di benci sama semua org

    Terus yoong eonnie cepet sadar dong terus dia sama sehun aja:(

  9. Ehhh ternyata ini chap udah ga di proteck aku amp udah minta pw duluan lewat comment tapi 😀 …

    Ydh next deh, makasihh buatt authorr yg berbaik hati trs lanjutin ni ff di tengah2 kesibukann…
    Aku lanjutt ya … Bye 😀

  10. tolong bgt. Kalo bisa diperkirakan air mata gue pas baca nih chapter setara sama semangkok bubur kali T.T SEPERTI BIASA GUE HANYA BISA SPEECHLESS. KEREN BGT TOLONG, ITU LUHAN KEPALA BATU YAH /iyain aja/ Sehun! Huwehuweee T.T jujur gue sebel ama yuri dan luhan-_- kalo yuri masih mending dah udah rada sadar/? Lah luhan/?ngocol gt(?) huhuhu, yoong semoga kamu cepet sadar, kasian sehun sang belahan jiwamu/eaa/ ke ren!

Comment, please?